Seperti biasa, aku mencetak rahang pasien pertama untuk mendapat bentuk negatif rahangnya. Cetakan itu bila dicor dengan gips akan menghasilkan duplikat rahang, sehingga pembuatan gigi palsu dapat dilakukan dengan tepat sesuai dengan bentuk dan ruang yang ada. Ini adalah prosedur normal pembuatan gigi palsu. Setelah selesai, aku melakukan hal yang sama pada pasien kedua. Saat itulah percakapan berikut terjadi :
P : "Kok dicetak juga, Dok? Memangnya tiap orang rahangnya beda-beda?"
A : "Ya, berbeda-beda. Bukan hanya rahangnya beda, gigi yang hilang kan juga beda tempat dan jumlahnya."
P : "O, gitu ya."
A : "Kalau semua sama, pasti di supermarket dijual gigi palsu. Yang memerlukannya bisa beli dan langsung pakai setelah bayar di kasir."
Bagiku hal ini menggelikan.

Bahkan untuk orang yang tidak bergigi sama sekalipun seperti kakek dan nenek di atas, sebetulnya bentuk rahangnya tidak ada yang sama. Bentuk lengkung rahang tiap orang sudah berbeda, kemudian ketinggian sisa tulang dibawah gusi juga berbeda. Jadi tidak ada 1 gigi palsupun yang bisa digunakan bersama-sama oleh 2 orang.
hahahahaha >_<*guling-guling sakit perut* kalo mang bisa gigi palsu buat bersama, enak dunk, bisa sekalian irit biaya ke drg.
BalasHapus