Tampilkan postingan dengan label bahan tambalan gigi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bahan tambalan gigi. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 03 Mei 2014

Berbagai jenis tambalan gigi

Ditulis oleh Melinda

Teknologi produksi bahan tambalan saat ini berkembang cukup pesat dibandingkan 50 tahun yang lampau. Hal ini membuat para dokter gigi mempunyai banyak banyak pilihan untuk merestorasi gigi berlubang, rusak, patah bahkan yang hilang sekalipun. Para periset terus mengembangkan bahan-bahan, seperti porselen, polimer agar makin mendekati penampakan gigi asli. Termasuk diantaranya dengan pemanfaatan teknologi nano.

Bahan-bahan baru ini tidak menggantikan bahan-bahan restorasi yang sudah ada selama ini, seperti emas, alloy berbahan dasar logam dan amalgam. Hal ini disebabkan oleh kekuatan dan keawetan bahan-bahan tambalan tersebut masih diperlukan dalam kondisi tertentu, misalnya untuk menambal gigi belakang yang banyak menanggung beban kunyah.


Kondisi mulut dan kesehatan umum pasien mempengaruhi jenis bahan tambalan yang dipilih, dari segi penampilan, keawetan dan harga. Selain itu di mana dan bagaimana bahan tambalan akan diletakkan, waktu dan frekuensi kunjungan yang diperlukan untuk memepersiapkan serta menambalkan gigi juga harus dipertimbangkan dalam memilih jenis bahan tambalan.

Berikut ini paparan mengenai keunggulan dan keburukan berbagai jenis bahan yang umumnya digunakan untuk menambal lubang gigi. Keputusan mengenai bahan mana yang dipilih sebaiknya didiskusikan dulu dengan dokter gigi sebelumnya.

Macam-macam restorasi gigi


Ada 2 macam restorasi gigi, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung artinya bahan tambalan diletakkan segera ke lubang gigi yang sudah dibersihkan dalam satu kunjungan. Termasuk di dalamnya adalah amalgam, ionomer kaca, resin ionomer, dan resin komposit. Secara tidak langsung artinya diperlukan dua atau lebih kunjungan. Pada kunjungan pertama, dokter gigi akan mempersiapkan gigi yang akan direstorasi dan membuat cetakan gigi yang akan direstorasi. Pada kunjungan berikutnya, restorasi yang sudah jadi akan direkatkan pada lubang yang sudah disiapkan.
Tambalan Amalgam


Sampai saat ini amalgam merupakan bahan tambalan yang paling banyak dikembangkan dan diuji dibandingkan bahan tambalan lain. Bahan ini awat, mudah digunakan, tidak mudah pecah dan relaitf murah. Karena itulah amalgam hingga saat ini masih digunakan.
Amalgam merupakan campulan beberapa logam, yaitu air raksa, perak, seng, tembaga dan beberapa logam lainnya. Banyak orang mencurigai amalgam sebagai bahan tambalan yang berbahaya karena kandungan air raksanya. Sesungguhnya, air raksa dalam amalgam terikat dalam ikatan yang stabil dengan logam lainnya sehingga aman untuk dipakai.


Hal ini diperkuat oleh pengakuan Perstauan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, bahwa amalgam adalah bahan tambalan yang aman dan baik. Di tingkat duniapun, bahan ini direkomendasikan oleh WHO. Di Amerika, Food and Drug Administration (FDA) juga merekomendasikannya.
Amalgam sangat bermanfaat untuk merestorasi gigi geraham karena kemampuannya menahan beban kunyah yang besar. Amalgam mudah ditambalkan ke lubang yang sulit dikeringkan, seperti lubang di bawah tepi gusi. Selain itu, jarang muncul reaksi alergi terhadap bahan amalgam.

Segi buruk amalgam adalah warnanya yang keperakan sehingga secara estetik tidak menarik, apalagi kalau digunakan di gigi depan. Kadangkala juga muncul sedikit rasa sensitif terhadap panas atau dingin setelah gigi ditambal amalgam. Selain 2 keburukan di atas, untuk menambalkan amalgam, dokter gigi harus mengambil struktur gigi lebih banyak dibandingkan untuk bahan tambalan lainnya.

Tambalan komposit
Tambalan komposit merupakan campuran bahan kuarsa dengan resin yang menghasilkan tambalan yang berwarna seperti gigi, bahkan dapat meniru warna transparan email. Ada salah kaprah yang berkembang di masyarakat, bahwa tambalan komposit adalah tambalan LASER. Yang benar adalah sinar halogen yang berwarna biru digunakan untuk membantu proses pengerasan komposit. Tambalan komposit yang kecil ataud sedang dapat bertahan terhadap tekanan kunyah. Perlekatan tambalan komposit pada dinding lubang gigi sangat baik. Selain itu tidak banyak struktur gigi yang harus diambil untuk menambalkan komposit pada lubang gigi.

Tambalan komposit relatif berharga lebih mahal dibanding bahan amalgam, bergantung pada besar-kecilnya tambalan serta tingkat kesulitan dalam melakukan penambalan. Diperlukan waktu yang lebih lama untuk menambalkan komposit dibanding menambalkan amalgam. Untuk dapat menambalkan komposit, lubang harus bersih dan kering. Karena itu sulit untuk menambal lubang yang berada di bawah tepi gusi. Selain itu tambalan komposit akan akan berubah warna sejalan dengan waktu.Tambalan Ionomer kaca dan ionomer resin


Ionomer kaca merupakan bahan tambalan yang berwarna seperti gigi, terbuat dari campuran bubuk kaca dan asam akrilik. Bahan ini dapat digunakan untuk menambal lubang, khususnya pada permukaan gigi. Ionomer kaca melepaskan sejumlah kecil fluoride yang bermanfaat bagi pasien yang berisiko tinggi terhadap karies.
Sedikit struktur gigi yang diambil untuk menyiapkan gigi yang akan ditambal ionomer kaca. Karena mudah pecah, bahan ini tidak dapat digunakan untuk menambal gigi belakang yang digunakan untuk mengunyah.

Ionomer resin terbuat dari bubuk kaca dan asam akrilik dan resin akrilik. Digunakan untuk menambal lubang yang sangat kecil pada bagian gigi yang tidak menanggung beban kunyah, karena mudah patah.

Ionomer kaca dan ionomer resin berwarna seperti warna gigi tapi tidak dapat menyerupai warna email yang transparan. Kedua bahan ini jarang menimbulkan reaksi alergi.

Bahan restorasi tidak langsung (2 atau lebih kunjungan)

Dalam beberapa kasus, untuk mendapatkan hasil restorasi gigi yang terbaik, digunakan bahan logam tuang yang dikerjakan di laboratorium. Bahan restorasi seperti ini memerlukan 2 atau lebih kunjungan, bentuknya bisa berupa crown (mahkota tiruan), jembatan, inlay atau onlay. Crown meliputi seluruh permukaan gigi yang tampak di rongga mulut, sedangkan inlay bentuknya lebih kecil dan melekat mengikuti bentuk gigi. Onlay mirip dengan inlay, tapi lebih besar, meliputi sebagian atau seluruh permukaan kunyah gigi. Sedangkan yang di maksud dengan jembatan di sini adalah restorasi yang menggantikan satu atau lebih gigi yang sudah hilang, serta meliputi gigi-gigi di sebelahnya yang digunakan sebagai penyangga. Gambar di samping menjelaskan pengertian jembatan. Restorasi terdiri dari 3 unit, yaitu 2 unit crown di kedua ujung untuk meliputi gigi penyanggah dan unit yang ditengah menggantikan gigi yang sudah hilang.

Harga yang harus dibayar untuk restorasi jenis ini umumnya lebih mahal, disebabkan jumlah dan lama kunjungan yang diperlukan serta biaya tambahan untuk mengerjakan restorasi di laboratorium gigi.

Bahan yang digunakan untuk restorasi ini selain logam adalah porselen, logam berlapis porselen, alloy emas dan alloy logam lainnya.

Porselen

Porselen digunakan sebagai inlay, onlay, crown atau veneer, Veneer adalah lapisan porselan sangat tipis yang ditempatkan pada gigi menggantikan email. Biasanya digunakan untuk memperbaiki penampilan gigi yang berwarna kurang baik. Bahan porselen sangat baik secara estetika karena warnanya yang sangat mirip dengan warna gigi. Pemasangan restorasi porselen beresiko pecah bila diletakkan dengan tekanan atau bila terbentur. Kekuatannya tergantung pada ketebalan porselen dan kemampuannya melekat pada gigi. Setelah melekat pada gigi, porselen sangat kuat, tapi akan mengikis gigi antagonisnya bila permukaannya kasar.

Logam berlapis porselen

Dibandingkan dengan porselen, restorasi ini sangat kuat karena kombinasinya dengan kekuatan logam, karena itu sering digunakan untuk membuat crown atau jembatan.

Banyak struktur gigi yang harus diambil untuk memberi tempat bagi restorasi jenis ini. Kadang-kadang muncul rasa tidak nyaman bila terkena rangsang panas atau dingin di awal penggunaan dan beberapa orang menunjukkan reaksi alergi terhadap beberapa jenis logam yang digunakan dalam restorasi.

Alloy emas

Alloy emas terdiri dari emas, tembaga dan logam lain, terutama digunakan untuk crown, inlay, onlay dan jembatan. Alloy ini tahan karat. Kekuatannya yang besar sehingga sulit pecah maupun terkikis, memungkinkan dokter gigi untuk mengambil sesedikit mungkin struktur gigi yang akan direstorasi. Alloy ini tidak merusak gigi antagonis dan tidak pernah memunculkan reaksi alergi. Namun, warnanya tidak bagus karena tidak seperti warna gigi.

Alloy logam

Alloy logam tampak seperti perak, digunakan sebagai crown, jembatan atau rangka gigi palsu. Bahan ini tahan karat, sangat kuat dan tidak mudah patah atau terkikis. Beberapa orang menunjukkan reaksi alergi terhadap bahan ini, dan merasa tidak nyaman terhadap panas dan dingin di awal penggunaan. Warnanya pun tidak baik karena tidak seperti warna gigi.

Crown, inlay atau onlay dari komposit

Restorasi yang terbuat dari komposit ini dibuat di laboratorium gigi. Bahan yang digunakan sama dengan yang digunakan sebagai bahan tambalan. Keunggulannya dibanding porselen adalah tidak menyebabkan terkikisnya gigi lawan. Selain itu restorasi ini mudah pecah dan berubah warna.


Diadaptasi dari http://www.ada.org/



Ada pertanyaan? Silakan baca dulu sebelum bertanya di kolom komentar. Ada banyak pembaca lain yang mengalami masalah yang mirip denganmu dan sudah saya jawab pertanyaannya. Demi efisiensi tenaga dan waktu, pertanyaan-pertanyaan dengan masalah yang mirip tidak akan saya jawab lagi.

Tambalan amalgam, perlukah diganti?

Banyak bahan tambalan yang digunakan dokter-dokter gigi saat ini. Salah satunya adalah amalgam. Amalgam merupakan salah satu bahan tambalan yang awet. Ada 2 pengertian awet, yang pertama adalah lama penggunaannya yang sudah ratusan tahun sejak ditemukan hingga saat ini. Pengertian yang kedua yaitu panjangnya usia amalgam yang sudah ditumpatkan ke dalam lubang gigi, karena sifatnya yang mampu mempertahankan bentuk meskipun mendapatkan tekanana kunyah yang tinggi.

Beberapa tahun belakangan, beredar isyu tentang bahaya merkuri dalam tambalan amalgam yang dapat membahayakan kesehatan. Kadar merkuri yang tinggi di dalam darah memang menimbulkan banyak akibat, mulai dari radang gusi, tremor, demam, cemas, depresi, hilang ingatan hingga gangguan ginjal dan autisme. Kemudian orang lebih memilih ditambal dengan bahan tambalan lain dibandingkan dengan amalgam.

Yang jelas hingga saat ini belum ada pihak yang membuktikan dampak bahaya dari amalgam. Food and Drug Administration (FDA) Amerika juga mengatakan amalgam aman karena kadar merkuri yang digunakan rendah. Campuran zat yang mengandung merkuri itu dinilai hampir ideal dalam mengembalikan fungsi gigi karena cara penumpatannya yang mudah, sedikitnya perubahan bentuk yang terjadi serta ketahanan terhadap tekanan kunyah yang tinggi sehingga lebih awet. FDA menilai bahan tambalan gigi amalgam masih lebih besar manfaatnya dibandingkan resiko ancaman menyertainya.

Penanganan yang tepat dalam membuat "adonan" amalgam sebelum ditumpatkan ke dalam lubang gigi akan membuat bahan amalgam ini tidak membahayakan "pemilik gigi". Kalaupun ada bahaya keracunan merkuri, hal ini akan lebih banyak mengenai operator (dokter gigi dan asisten dokter gigi) yang mencampur alloy (campuran beberapa macam logam) dengan merkuri. Kelebihan merkuri selama pengadukan di luar mulut, akan ditangani khusus sehingga tidak meracuni sirkulasi udara dalam ruangan klinik dan juga lingkungan di sekitar klinik.

Setelah ditumpatkan, merkuri di permukaan amalgam ada kemungkinan terlepas dan masuk ke dalam sirkulasi darah. Namun jumlahnya sangat tidak adekuat untuk menjadi racun, sekalipun ada 6-8 gigi yang ditambal amalgam.

Sampai di sini, terserah Anda untuk memilih amalgam atau bahan tambalan lainnya untuk lubang pada gigi Anda.

Berikutnya, bagaimana dengan tambalan amalgam yang sudah ada di dalam mulut Anda sejak belasan bahkan puluhan tahun yang lalu?

Bila tambalan itu masih baik, tidak ada kebocoran, tidak menyebabkan perubahan bentuk gigi yang ditambal dan tidak mengganggu secara estetika, sebaiknya biarkan tetap di sana. Tidak perlu diganti dengan tambalan lain. Jumlah merkuri di permukaan amalgam yang berusia belasan tahun bisa dianggap 0 (=tidak ada), jadi tidak ada lagi kemungkinan terlepas dan meracuni sirkulasi darah Anda. Merkuri yang berada di dalam (bukan di permukaan) tambalan tidak akan terlepas lagi.

Proses pembongkaran amalgam dengan bur kecepatan tinggi (dan melepaskan panas, tentu saja) justru akan membuat merkuri terlepas. Ada penyedot yang akan menyedot partikel-partikel kecil hasil pembongkaran amalgam, termasuk merkuri. Namun, bukan berarti tidak ada merkuri yang tertinggal di dalam rongga mulut dan tidak masuk ke dalam sirkulasi darah. Kalau Anda termasuk golongan masyarakat yang kuatir keracunan merkuri akibat amalgam sehingga menolak ditambal amalgam, berarti Anda harus menolak juga pembongkaran tambalan amalgam.

Hingga saat ini, amalgam merupakan bahan tambalan yang paling kuat terhadap daya kunyah. Jumlah merkuri dalam amalgam sangat kecil untuk menimbulkan keracunan, juga pencemaran lingkungan. Tambalan amalgam yang sudah berusia belasan tahun sudah tidak mengandung merkuri di permukaannya sehingga tidak akan terlepas dan masuk ke dalam sirkulasi darah. Karena itu, bila tambalan amalgam Anda masih dalam kondisi baik dan Anda tidak merasa ada masalah dalam estetika, tambalan amalgam tidak perlu dibongkar dan diganti bahan tambalan lain.