Tampilkan postingan dengan label gigi tanggal. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label gigi tanggal. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 11 Juli 2015

GIGI KEROPOS BUKAN PENYAKIT KETURUNAN

Beberapa hari yang lalu ada seseorang berkonsultasi denganku melalui email. Karena kasusnya sangat umum terjadi, aku menuliskannya kembali di sini. Tentunya dengan persetujuan pengirim email yang namanya saya sembunyikan dan dengan sedikit perubahan dalam susunan kalimat dan menghilangkan beberapa kalimat basa-basi.

Pertanyaan :

Saya D...., 31 tahun di Semarang. Ada penyakit parah di gigi saya, yaitu gigi keropos, mudah berlubang dan mudah pecah walaupun warna tetap putih. Gangguan ini terasa sejak SMP (usia sekitar 16 tahun). Yang jadi pertanyaan kenapa gigi saya semudah itu keropos. Sejak dulu saya sudah ganti-ganti pasta gigi bertujuan merawat gigi saya,namun gigi tetap rusak juga. 5 tahun lalu setiap ada indikasi lubang, saya langsung ke dokter untuk nambal. Namun 3 tahun kemudian ada 4 gigi yang saya tambalkan malah pecah.

Sekarang pakai gigi palsu karena saya sangat menjaga estetika mengingat saya adalah seorang dosen PTS dan karyawan bumn yang harus berkumpul dengan banyak orang, Saya sudah berupaya mencegah gigi saya utuh namun tetap tidak bisa. Menurutku ini keturunan karena ibuku giginya juga patah semua ketika usia 30 an, ternyata gigi mbak buyut (nenek ibu)  juga ompong semua dan ini menurun ke nenek saya (orang tua dari ibu). Kedua kakak saya tidak separah saya. Mereka hanya ompong 2 gigi, Menurutku karena gen mereka di dominasi gen bapak yang jenis gigi bapak saya yang agak kuat. Tapi saya sepertinya mirip gen ibu dengan kondisi gigi kurang kuat.

Saya bingung juga karena dokter mengatakan bahwa penyebab gigi keropos adalah karena kurang perawatan. Kadang iri juga, ketika pulang kampung dan melihat para petani tradisional yang jarang perawatan gigi (jarang gosok gigi, apalagi ke doketer) tapi kebanyakan mereka giginya bersih dan putih tanpa cacat. Sedangkan secara nutrisi gigi saya sudah berupaya memanuhi toh hasilnya gigi tetap rusak juga.
Apakah benar ada penyakit keturunan gigi rusak seperti ini? Terima kasih dok. Kami tunggu saran dan jawabannya.

Jawaban :

Gigi keropos memang bukan penyakit keturunan. Yang mungkin diturunkan adalah kebiasaan makan dan perawatan gigi sehari-hari. Benih gigi tetap mulai terbentuk saat anak berusia 2 tahun. Saat itu, bila makanan bayi tidak memenuhi kebutuhan mineral pembentuk gigi, akan menghasilkan benih gigi yang kurang kuat. Karena itulah, susu sangat dianjurkan bagi bayi karena banyak mengandung kalsium.

Susu bukan sumber utama kalsium. Banyak makanan lain yang mengandung kalsium. Jadi meskipun orang Indonesia jaman dulu belum terlalu terbiasa dengan susu, belum tentu giginya tidak kuat jika sejak bayi sudah makan makanan yang banyak mengandung kalsium. Kebiasaan memberi jenis makanan tertentu saat anak-anak biasanya diturunkan secara tradisi. Mungkin inilah yang membuat gigimu, ibu, nenek dan mbah buyut tidak mempunyai struktur yang kuat.

Mengenai nutrisi penguat gigi. Di usiamu sekarang ini, tidak ada pengaruhnya lagi terhadap kekuatan gigi. Nutrisi pembentuk gigi hanya diperlukan saat pembentukan gigi, yaitu dari usia 2 hingga 17 tahun. Setelah itu tidak ada makanan yang dapat memperkuat gigi.

Ini baru satu kemungkinan. Hal lainnya, saat gigi sudah mulai tumbuh. Meskipun struktur gigi kurang kuat, tapi kalau pola makan dan perawatan tepat, gigi tidak akan menjadi keropos. Penyebab gigi keropos adalah sisa makanan yang melekat ada gigi. Termasuk di antaranya susu, teh manis dan camilan. Semua makanan yang mengandung karbohidrat berpotensi menyebabkan gigi keropos. Sisa makanan yang menempel pada gigi tidak selalu terlihat. Setipis dan sehalus apapun akan berpotensi menyebabkan gigi keropos.

Karena itulah, sesudah makan harus menyikat gigi. Bangun tidur bukannya "kuterus mandi, tidak lupa menggosok gigi", karena sesudah itu masih harus sarapan. Yang benar adalah sikat gigi setelah sarapan. Begitu juga di malam hari. Sikat gigi dilakukan sebelum tidur. Setelah itu tidak lagi minum susu atau teh manis. Di tengah waktu-waktu makan utama, jika makan camilan atau minum teh manis, sebaiknya berkumur supaya sisa makanan yang melekat lepas.

Jadi yang mungkin diturunkan di keluargamu adalah tradisi minum teh manis atau makan camilan, atau kebiasaan menyikat gigi saat bangun tidur. Gigi tetap pertama kali tumbuh di usia sekitar 6 tahun. Umumnya anak seusia itu masih belum punya kesadaran sendiri untuk menjaga kebersihan mulut. Bila anak tidak dibiasakan menjaga kebersihan gigi, gigi inilah yang pertama kali menjadi keropos. Setelah dewasa, gigi inilah yang akan lebih dulu rusak.

Gigi keropos tidak terjadi secara tiba-tiba. Mulainya dari lubang kecil yang tidak terlihat. Pada gigi tetap, kristal pembentuk gigi bentuknya seperti kerucut. Bagian atas bentuknya lancip, dasarnya melebar. Bentuk kerusakan gigi mengikuti bentuk kristal itu. Di luar kecil, makin ke dalam makin besar. Saat orang menyadari ada lubang kecil di gigi, bagian dalamnya sudah besar.

Karena sulit mendeteksi dini sendiri, maka dianjurkan untuk memeriksakan ke dokter gigi 6 bulan sekali. Sehingga kalau dijumpai lubang kecil saja, langsung ditambal sebelum bertambah besar. Anjuran ini hanya untuk orang2 yang giginya tidak ada masalah. Kalau sudah ada masalah, apalagi masalahnya banyak, seluruh masalah harus diselesaikan dulu. Baru setelah itu periksa rutin 6 bulan sekali.

Ada baiknya anda ke dokter gigi untuk membereskan seluruh gigimu, bukan hanya untuk menambal lubang gigi yang kamu temukan sendiri. Karena ada kemungkinan, sebetulnya sejak SMP itu, sudah banyak gigi dengan  lubang-lubang kecil. Namun karena tidak segera ditambal, lubang menjadi besar sehingga beberapa tahun kemudian menjadi keropos.

Mengenai orang lain di kampung yang terlihat giginya putih dan sehat, belum tentu kenyataannya seperti yang terlihat. Yang dapat terlihat saat seseorang berbicara bahkan tertawa, biasanya hanya gigi depan atas dan sedikit gigi belakang bawah. Itupun hanya satu permukaan saja. Gigi putih belum tentu tidak berlubang.


Sabtu, 03 Mei 2014

Pertolongan pertama bila gigi lepas dari soketnya

Ditulis oleh Melinda
Lepasnya gigi dari soketnya merupakan salah satu bentuk cedera pada rongga mulut. Hal ini terjadi karena adanya benturan yang keras yang mengenai rahang. Umumnya seseorang yang mengalami benturan keras tidak menyadari kalau giginya terlepas, karena rasa terkejut atas kejadian yang dialami. Kesadaran ini baru muncul setelah orang lain melihatnya atau dia merasakan lidah terasa lebih bebas bergerak.

Lepasnya gigi dari soketnya bukan berarti habisnya riwayat hidup sang gigi di dalam mulut pemiliknya. Gigi tersebut masih dapat dikembalikan ke soketnya (tempat gigi tertanam di dalam mulut), asalkan diberikan penanganan yang tepat.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah menemukan gigi yang terlepas. Yang paling berperan bagi berhasil-tidaknya pengembalian gigi ke soketnya adalah waktu. Tidak adanya pasokan darah dan makanan, karena terputusnya hubungan gigi dengan jaringan penyangganya, akan menyebabkan sisa jaringan yang menempel pada akar gigi mati sejalan dengan waktu. Dalam waktu sekitar 30 menit sampai 1 jam, sisa jaringan tersebut perlahan-lahan akan mati. Karenanya begitu gigi ditemukan, usahakan segera mencari pertolongan medis untuk mengembalikannya.

Apabila tidak gugup, boleh juga mencoba memasukkan kembali gigi tersebut ke soketnya. Bila berhasil, pertahankan posisinya dengan kasa atau kain basah dan pergi ke dokter gigi untuk mendapatkan perawatan selanjutnya. Bila tulang penyangga gigi ada yang patah, biasanya gigi tidak akan stabil pada posisinya.

Usaha mengembalikan sendiri ini sebaiknya dihentikan apabila sulit dilakukan, karena lebih pentin memanfaatkan waktu untuk mencari pertolongan medis. Carilah dokter gigi terdekat dengan membawa gigi yang terlepas pada bagian mahkotanya, yaitu bagian yang terlihat di atas gusi ketika berada di mulut. Jangan sekali-kali memegang bagian akar, apalagi menggosoknya untuk membersihkan kotoran yang menempel. Kotoran dapat dibersihkan di bawah air yang mengalir. Apabila gigi masih berada di dalam mulut, tidak perlu membersihkannya. Karena usaha membersihkan gigi akan mengganggu vitalitas jaringan yang menempel pada akar gigi.

Gigi dapat dibawa dengan menyimpannya dalam rongga mulut. Ini adalah tempat yang terbaik untuk mempertahankan vitalitas dan kelembaban jaringan yang menempel pada akar gigi. Rongga mulut mempunyai kelembaban yang cukup dan tingkat keasaman yang tepat bagi gigi yang terlepas. Untuk menghindari tertelannya gigi, letakkan gigi di bawah lidah.

Apabila tidak mau menghadapi resiko tertelan, gigi dapat disimpan di dalam minuman isotonik yang cukup banyak jenisnya beredar di pasaran. Selain itu susu dingin juga dapat dimanfaatkan sebagai cairan perendam. Jika semuanya tidak ada, meskipun tidak begitu baik, air minum dingin juga dapat digunakan. Yang terpenting, jangan membawa gigi tanpa media cairan.

Di ruang dokter gigi, dokter gigi akan berusaha mengembalikan gigi ke soketnya. Setelah itu agar gigi tidak berubah posisinya, dokter gigi akan melakukan fiksasi berupa pengikatan gigi tersebut ke gigi-gigi tetangganya.

Setelah beberapa waktu akan tumbuh jaringan perlekatan gigi dengan gusi yang baru. Apabila gigi sudah stabil posisinya, dokter gigi akan melakukan perawatan pada jaringan pulpa, yaitu jaringan lunak yang terdapat pada bagian dalam gigi. Bila perawatan ini tidak dijalani, gigi akan berubah warna menjadi merah muda dan kemudian perlahan-lahan menjadi abu-abu.

Pengembalian gigi yang terlepas ke soketnya hanya dapat dilakukan pada gigi tetap. Apabila yang terlepas adalah gigi susu, jangan membuang waktu dengan mencari gigi yang terlepas. Karena usaha mengembalikan gigi susu ke soketnya akan mengganggu pertumbuhan gigi tetap di balik soket gigi susu. Usahakan untuk menenangkan anak dan menolongnya dengan memberikan kompres dingin untuk menghentikan perdarahan. Setelah itu bawalah anak ke dokter gigi.

Dokter gigi tidak akan dapat menumbuhkan atau mengganti gigi yang hilang. Pertolongan pertama yang diberikan berupa pemberian obat-obatan untuk penghilang sakit dan pencegah infeksi. Pada waktunya nanti, ruangan yang kosong itu akan digantikan oleh gigi tetap. Untuk mencegah terjadinya gigi tetap yang tumbuh berjejal di kemudian hari, dokter gigi biasanya akan menganjurkan pembuatan alat penahan ruang. Alat ini akan mempertahankan ruang gigi yang hilang agar gigi tetap penggantinya nanti mempunyai tempat yang cukup untuk tumbuh.

GIGI PALSU, PERLU ATAU TIDAK?

Masalah yang muncul pada saat seseorang kehilangan giginya adalah dilema antara membuat gigi palsu atau membiarkan rahangnya ompong. Kebanyakan orang Indonesia memilih yang pertama, baik karena alasan tidak mau direpotkan dengan urusan pasang-lepas gigi palsu, ketidaknyamanan akibat kehadiran benda asing dalam mulut, maupun karena alasan biaya. Pertimbangan-pertimbangan ini biasanya tidak lagi menjadi hal yang memberatkan bila menyangkut kehilangan gigi depan. Sedapat mungkin, ompong bagian depan dihindari karena masalah estetika.

Sesungguhnya, gigi palsu tidak hanya diperlukan untuk mengatasi masalah estetika. Ada beberapa gejala yang dapat muncul apabila gigi tanggal tidak diganti.
Gigi yang sehat tidak menancap begitu saja di dalam gusi tanpa berhubungan dengan jaringan sekitarnya. Agar dapat gigi berfungsi dengan baik, diperlukan gusi, serat-serat penyanggah dan tulang yang sehat sebagai penyanggah. Ada hubungan aksi-reaksi yang dinamis antara gigi dan jaringan penyanggahnya. Beban kunyah yang diterima gigi akan diteruskan ke jaringan penyanggah. Rangsangan berupa beban ini diperlukan untuk mempertahankan bentuk dan ukuran tulang penyanggah gigi. Tanggalnya gigi akan menyebabkan berhentinya rangsangan beban kunyah. Bila tidak segera digantikan oleh gigi palsu, tulang penyangga berikut gusi yang menempel di atasnya akan menyusut. Gigi palsu yang baik akan memulihkan fungsi pengunyahan yang hilang seiring hilangnya gigi.
Penyusutan jaringan penyanggah gigi tidak hanya menyebabkan masalah yang bersifat setempat. Masalah akan merambat ke gigi-gigi tetangga. Penyusutan jaringan penyanggah gigi yang tanggal juga berarti penyusutan jaringan penyanggah gigi-gigi tetangganya, karena jaringan penyangga seluruh gigi dalam satu rahang merupakan satu kesatuan. Penyusutan ini akan menyebabkan akar gigi-gigi tetangga yang terbuka. Akar gigi tidak mempunyai email sebagai pelindung seperti mahkota gigi, akibatnya akar gigi yang terbuka menjadi sensitif terhadap rangsangan. Rangsangan dingin akan menyebabkan rasa sakit berdenyut-denyut.

Berkurangnya dukungan penyanggah gigi di salah satu sisi dan tersedianya ruangan kosong, membuat gigi tetangga mengambil posisi baru. Begitu pula yang terjadi dengan gigi antagonisnya. Akibatnya gigi-gigi tetangga menjadi miring, gigi antagonis modot (tumbuh keluar lebih panjang)dan terjadi kerenggangan antar gigi. Masalah baru yang akan muncul adalah makanan sering menyelip di antara gigi-gigi.

Bagian tidak bergigi biasanya tidak enak dipakai untuk mengunyah, sehingga memunculkan kebiasaan mengunyah di satu sisi. Secara alamiah, gerakan pengunyahan mempunyai efek membersihkan gigi. Karena itu, gigi-gigi yang tidak dipakai mengunyah akan mudah ditumbuhi karang gigi. Selain itu, oto-otot pipi yang kurang bergerak karena tidak mengunyah, lama kelamaan menjadi lisut dan wajah terlihat kempot.
Ada beberapa orang yang membiasakan diri mengunyah dengan gigi depan untuk mengganti fungsi kunyah gigi belakang yang hilang. Disain gigi depan yang berakar hanya satu tidak mampu menanggung beban kunyah. Penggunaan gigi depan terus menerus untuk mengunyah akan menyebabkan gigi goyang. Ujung-ujungnya, gigi depan harus dicabut.
Inilah yang menjelaskan mengapa pencabutan satu gigi, yang tidak digantikan gigi palsu, akan merambat ke gigi-gigi lainnya. Prosesnya bisa memakan waktu tahunan. Seringkali setelah gigi depan harus dicabut, baru muncul kebutuhan akan gigi palsu. Dalam keadaan demikian, biasanya gigi palsu akan sulit dibuat karena jaringan penyanggah tinggal sedikit. Sulit untuk mendapatkan retensi bagi gigi palsu. Gigi palsu menjadi tidak stabil dan tidak enak dipakai.

Perubahan-perubahan susunan gigi, cara mengunyah dan pendistribusian beban kunyah akan diadaptasi oleh jaringan di sekitarnya, di antaranya oleh persendian rahang di bagian depan telinga. Dalam keadaan normal, gerakan persendian rahang kiri dan kanan bersifat simetris. Perubahan-perubahan yang terjadi akibat hilangnya gigi akan menyebabkan gerakan menjadi asimetris yang lambat laun mengikis bonggol sendi. Karena persendian rahang letaknya berdekatan dengan tempat keluar serat-serat syaraf yang mensyarafi kepala dan kepala, perubahan bentuk sendi dapat berakibat pada rasa nyeri di beberapa bagian leher dan kepala.

Manusia adalah makhluk yang memiliki daya adaptasi sangat tinggi. Perubahan kecil yang terjadi dalam tubuh akan selalu diadaptasi. Rentetan perubahan-perubahan kecil yang terjadi dalam jangka waktu panjang akibat hilangnya satu gigi memang bisa diadaptasi. Namun, bila pemasangan gigi palsu dapat mencegah perubahan-perubahan berikutnya, mengapa tidak memanfaatkan daya adaptasi untuk menerima benda asing ini di dalam mulut? Manusia hanya memerlukan waktu 3 hari sampai seminggu untuk terbiasa dengan rasa tidak nyaman, tambahan kegiatan rutin harian yang diakibatkan kehadiran gigi palsu.

ADA APA DENGAN KARANG GIGI

Belakangan ini sudah lebih banyak masyarakat yang mempunyai kesadaran untuk membersihkan karang giginya secara rutin, meskipun tidak jarang dengan susah payah dan dengan sedikit ngotot, aku harus menjelaskan kepada pasien tentang perlunya menghilangkan karang gigi yang ada di mulutnya. Karang gigi adalah endapan mineral, di antaranya kalsium, pada plak yang menempel pada gigi. Secara kasat mata, karang gigi terlihat sebagai endapan pada permukaan gigi berwarna kekuning-kuningan. Karena pengaruh makanan, minuman dan tembakau dari rokok, warnanya dapat berubah menjadi kecoklatan atau hitam. Pertama kali, karang gigi tumbuh di tempat-tempat yang ditempeli plak. Karena itui pada daerah-daerah yang sulit dibersihkan, seperti di sela-sela gigi, cekungan di bagian leher gigi , dan daerah gigi yang susunannya berjejal-jejal, karang gigi akan menumpuk.


Apabila dibiarkan, karang gigi akan terus "tumbuh" bertambah banyak. Arah pertumbuhan karang gigi selalu ke arah yang sulit dibersihkan juga, yaitu daerah di bawah gusi. Seharusnya seluruh permukaan akar gigi tertutup oleh gusi. Karena desakan karang gigi, perlekatan gusi pada gigi akan rusak.


Proses rusaknya perlekatan gusi pada gigi merupakan bagian penjalaran peradangan jaringan penyanggah gigi (periodontitis). Rusaknya gusi akan diikuti oleh rusaknya tulang penyanggah gigi. Karena itu dalam keadaan ekstrim, yaitu bila karang gigi dibiarkan terus tumbuh, gigi menjadi goyang.



Karang gigi harus dibuang?

Karang gigi ini menjadi tempat yang nyaman bagi pertumbuhan kuman-kuman di dalam mulut. Akibatnya dapat menyebabkan berbagai penyakit gusi, seperti radang gusi (gingivitis) yang ditandai dengan gusi tampak lebih merah, agak membengkak, dan sering berdarah saat menggosok gigi. Apabila hal ini dibiarkan, radang gusi ini akan bertambah luas ke organ penyangga gigi lainnya hingga ke tulang penyangga gigi. Kalau hal ini terjadi, lama kelamaan gigi akan goyang. Alangkah sayangnya bila gigi sehat, tanpa lubang terpaksa dicabut hanya karena pertumbuhan karang gigi yang dibiarkan berlarut-larut!

Hal yang tidak kalah sering terjadi adalah timbulnya bau mulut tidak enak. Bau mulut ini disebabkan oleh gas mengandung belerang yang dihasilkan oleh kuman-kuman yang bersemayam di sekitar karang gigi. Tentang bau mulut dibahas panjang lebar pada artikel 'Bau mulut yang tidak sedap'

Mencegah karang gigi

Terbentuknya karang gigi dapat terjadi pada semua orang, dan prosesnya tidak dapat dihindari namun dapat dikurangi. Cara pertama untuk memperkecil kemungkinan terbentuknya karang gigi adalah dengan rajin menjaga kebersihan gigi, yaitu dengan menyikat gigi minimal dua kali sehari secara benar dimana semua bagian-bagian gigi tersikat bersih. Juga jangan lupa untuk menggosok gusi dengan lembut perlahan-lahan. Untuk gusi rahang atas, gerakan sikat gigi dari atas ke bawah, dan untuk gusi rahang bawah gerakan sikat gigi dari bawah ke atas. (lihat 'Tips Menggosok gigi' ) Penggunaan dental floss juga diperlukan untuk membersihkan sela-sela gigi yang tidak dapat dicapai oleh bulu sikat gigi. Pembersihan gigi yang seksama akan memperkecil kemungkinan pembentukan karang gigi. Pada orang-orang tertentu, penggunaan sikat gigi listrik seringkali lebih efektif dibandingkan sikat gigi biasa.

Cara kedua adalah rajin kontrol ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk membersihkan karang gigi. Karena keras. karang gigi tidak dapat hilang bila hanya dengan menggosok gigi atau berkumur dengan obat kumur. Dokter gigi memiliki alat khusus untuk membersihkan karang gigi anda.

Gigi sehat adalah baik. Gigi sehat disertai penyangga gigi yang sehat dan kuat adalah istimewa!



Ada pertanyaan? Silakan baca dulu sebelum bertanya di kolom komentar. Ada banyak pembaca lain yang mengalami masalah yang mirip denganmu dan sudah saya jawab pertanyaannya. Demi efisiensi tenaga dan waktu, pertanyaan-pertanyaan dengan masalah yang mirip tidak akan saya jawab lagi.

Kalau tulisan ini dan komentar-komentar di bawah ini belum menjawab pertanyaan Anda, masih ada beberapa tulisan lain di warung ini yang berhubungan dengan karang gigi :

Silakan dibaca