Tampilkan postingan dengan label cabut gigi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cabut gigi. Tampilkan semua postingan

Jumat, 22 September 2017

Perdarahan setelah pencabutan gigi

ditulis oleh Melinda
 
Pencabutan gigi umumnya akan meninggalkan luka yang akan sembuh sendiri tanpa pengobatan. Seperti luka di lutut karena jatuh, perdarahan akan berhenti sendiri karena pembuluh darah yang   terpotong adalah pembuluh darah yang halus. Dokter gigi biasanya memberikan tampon untuk digigitkan selama 1 jam di atas luka bekas pencabutan. Tampon ini bermanfaat untuk memberikan tekanan pada pembuluh darah agar membantu penutupan sehingga berhenti mengeluarkan darah.

Dalam beberapa kasus ada pencabutan yang meninggalkan luka dengan perdarahan yang berkepanjangan. Misalnya ada infeksi pada jaringan lunak di sekitar gigi. Atau tertinggalnya jaringan granulasi di ujung akar akibat infeksi gigi kronis. Atau ada serpihan tulang tajam yang menusuk gusi. Atau akar gigi yang sangat panjang sehingga ujungnya menyentuh pembuluh darah dan pencabutan menakibatkan pembuluh darah pecah. Atau ujung akar geraham atas menembus ruang sinus. Atau....masih banyak hal lain. 

Perdarahan yang berlangsung lama dapat diprediksi oleh dokter gigi begitu pencabutan selesai. Karena itu akan ada tindakan yang dilakukan oleh dokter gigi dengan penjahitan atau pengangkatan serpihan tulang, pemberian tampon ekstra atau pemberian obat. 

Proses penghentian perdarahan dimulai dengan pembentukan beku darah pada lubang bekas gigi. Beku darah ini  akan menutup luka pada pembuluh darah sehingga tidak mengeluarkan darah lagi. Karena itu ada larangan berkumur, menghisap-hisap daerah pencabutan dan meludah dengan keras karena akan menyebabkan beku darah lepas.

Perdarahan yang tidak berhenti lebih dari 4 jam bukanlah hal wajar.  Segeralah kembali ke dokter gigi yang mencabut gigi untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Bila drg suah tidak ada di tempat, carilah klinik lain atau rumah sakit. Ingatlah, perdarahan yang berkepanjangan akan menimbulkan gumpalan darah yang besar juga di atas luka pencabutan. Gumpalan darah yang besar sudah pasti baunya tidak enak dan menimbulkan rasa mual, tapi membantu menghambat aliran darah. Jadi biarkan saja gumpalan darah pada tempatnya sebelum bertemu dokter gigi.

Dalam tulisan-tulisan saya sebelumnya, banyak pembaca yang mengeluhkan perdarahan yang tidak berhenti hingga berjam-jam bahkan sampai melewati hari berikutnya. Adalah tidak bijaksana mencari jawaban di internet untuk perdarahan berkepanjangan. 

Silakan baca dulu sebelum bertanya di kolom komentar. Ada banyak pembaca lain yang mengalami masalah yang mirip denganmu dan sudah saya jawab pertanyaannya. Demi efisiensi tenaga dan waktu, pertanyaan-pertanyaan dengan masalah yang mirip tidak akan saya jawab lagi. Kalau tulisan ini dan komentar-komentar di bawah ini belum menjawab pertanyaan Anda, masih ada beberapa tulisan lain di warung ini yang berhubungan dengan pencabutan :  

Senin, 24 Oktober 2016

Cabut gigi pakai nawar?

Ini penglaman nyataku di klinik bebrapa tahun yang lalu. Aku sendiri sebetulnya sudah lupa kejadiannya. Kebetulan kutulis di akun facebookku dan hari ini diingartkan kembali. Pengalaman yang biasa bagi dokter gigi sebetulnya, tapi  tidak bagi pasien atau calon pasien gigi.  Kalau kejadiannya 15 tahun yang lalu, aku pasti emosi. Sekarang, dianggap lucu saja.

"Dok....saya mau cabut lagi....masih ad 2 lagi nih di bawah kanan. Abis ini yang kiri juga mau dicabut."
*Saya liat dulu ya, Pak.* (dia mangap)
"Nih dok....tinggal dikit lagi. Jangan mahal-mahal ya dok....(mukanya memelas)
*Iya tinggal akarnya. Saya tensi dulu ya, Pak*
"Saya susah nih dok.....diitung satu gigi aja ya bayarnya" (udah ga memelas, tapi tampangnya kaya anak kecil minta dibeliin mainan)
*Saya juga susah dulu belajarnya Pak.*
"Boleh ya, dok.....diitung satu gigi aja. Kan tunggal dikit lagi. Gampang kok."
*Kalo gampang, gimana kalo Bapak cabut sendiri aja? Saya pinjemin deh tangnya. Ga usah bayar.* (tiba-tiba mukanya jadi muka Sule)
"Hehe....engga deh. Saya ga bisa."

Dikira ke dokter gigi seperti belanja di Mangga Dua kali. Beli banyak, dapat diskon. Di Mangga Dua aja ga ada barang yang bisa dibeli 2 tapi bayarnya 1.....haiiyaaaa......

Sabtu, 03 Mei 2014

Gigi goyang, haruskah dicabut?

Ditulis oleh Melinda

Tadi sore ada seorang laki-laki datang ke warungku dengan maksud ingin mencabut giginya yang sudah goyang. Kulihat gigi yang dimaksud masih bagus, tidak ada lubang sama sekali. Tidak tega rasanya kalau aku harus mencabutnya. Kucoba untuk memberinya pengertian untuk mempertahankan giginya. Ternyata sebetulnya dia juga tidak menginginkan giginya dicabut. Kutawarkan untuk "mengencangkan" kembali giginya. Dia setuju. Tidak sampai 30 menit, giginya sudah kembali "kencang". Dia merasa senang. Komentarnya, "Untung tadi saya gak ke puskesmas. Pasti sudah dicabut." Aku merasa puas, berhasil memberikan sesuatu yang lebih baik daripada yang diharapkan seorang pasien.

Yang tadi aku lakukan adalah melakukan fibre splinting, yaitu mengikat gigi yang goyang ke gigi-gigi tetangganya yang tidak goyang. Aku membuat alur pada ketiga gigi yang akan diikat untuk meletakkan polyethylene fibre di dalamnya. Fibre ini terbuat dari bahan yang sangat kuat, sehingga selain melekatkan gigi yang goyang ke gigi-gigi tetangganya, fibre ini akan meneruskan beban yang kunya yang diterima gigi yang goyang tersebut ke gigi-gigi tetangganya. Dengan membagi beban ini, dukungan tulang penyanggah gigi yang sudah berkurang, tidak akan berkurang lagi, kondisi gigi tidak akan bertambah parah.

Memang harga yang harus dibayar untuk mengikat gigi lebih mahal 3-4 kali lipat daripada mencabutnya. Tapi kalau mau lebih lanjut hitung menghitung, setelah pencabutan gigi harus dibuatkan gigi palsu untuk mengisi ruangan yang bekas pencabutan. Hasilnya, biaya yang dikeluarkan akhirnya menjadi lebih tinggi dibandingkan kalau gigi dipertahankan. Belum lagi waktu yang harus disediakan untuk bolak-balik ke dokter gigi.

Ada beberapa orang yang tidak menganggap penting pembuatan gigi palsu dengan berbagai alasan. Ini tidak membuat harga mengikat gigi lebih murah daripada mencabut. Karena tanpa gigi pengganti, cara mengunyah akan berubah. Secara perlahan-lahan gigi-gigi akan beradaptasi dengan membentuk susunan yang baru. Hal yang umum terjadi adalah bergesernya gigi-gigi tetangga dan gigi antagonis ke arah ruangan yang kosong bekas pencabutan. Selain itu, sisi rahang yang tidak lengkap giginya biasanya tidak dipergunakan untuk mengunyah, akibatnya akan terjadi penumpukan karang gigi yang dapat mengakibatkan gigi-gigi lainnya goyang juga. Bila gigi yang ompong adalah gigi belakang, ada kecenderungan orang memindahkan pengunyahan ke gigi depan. Gigi depan hanya memiliki 1 akar, karena itu tidak cukup kuat untuk menanggung beban pengunyahan. Bila dipakai untuk mengunyah dalam periode yang panjang akan mengakibatkan gigi-gigi depan goyang juga. Kalau ini semua terjadi, akibatnya makin banyak lagi gigi yang harus dicabut.

Mencabut gigi goyang menyelesaikan masalah dengan lebih murah? Masa sih ?


Ada masalah dengan pencabutan gigi? Jawabannya memang tidak ada di sini. Mungkin ada di artikel-artikel saya yang lain ini :
Setelah pencabutan gigi  
Masalah yang kadang-kadang muncul setelah pencabutan gigi
Penyembuhan luka bekas pencabutan gigi
Si bungsu yang sering bermasalah 
Silakan baca dulu sebelum bertanya di kolom komentar. Ada banyak pembaca lain yang mengalami masalah yang mirip denganmu dan sudah saya jawab pertanyaannya. Demi efisiensi tenaga dan waktu, pertanyaan-pertanyaan dengan masalah yang mirip tidak akan saya jawab lagi.

Alasan mencabut gigi

Ditulis oleh Melinda


Seringkali pasien datang ke warungku meminta dicabut giginya. Tidak jarang disebabkan karena rasa putus asa menghadapi rasa sakit terus menerus yang terjadi pada giginya. Penyebab lain yang sering menjadi alasan adalah jumlah gigi yang sudah tinggal sedikit, agar dapat dibuat gigi palsu seluruhnya.

Sebetulnya tidak selalu gigi yang sakit harus dicabut dan sebaliknya, gigi yang seharusnya dicabut tidak selalu menimbulkan rasa sakit. Jadi sebetulnya tidak ada hubungan yang pasti di antara sakit gigi dengan cabut gigi.

Proses perusakan gigi seringkali berjalan sangat lambat sehingga tidak menimbulkan gejala sakit, bahkan ketika kerusakan telah menyebabkan hancurnya seluruh mahkota gigi dan hanya menyisakan akarnya. Akar yang tersisa ini merupakan benda busuk, karena itu harus dicabut. Ini alasan pertama yang dapat dipertanggungjawabkan mengapa gigi harus dicabut.

Alasan berikutnya adalah bila kerusakan gigi sudah begitu besarnya sehingga tidak memungkinkan lagi untuk memulihkan bentuk gigi seperti semula dengan bahan tambalan apapun.
Kalau sudah seperti ini, tidak ada jalan lain, gigi memang harus dicabut.

Kadangkala aku menjumpai gigi dalam kondisi utuh, tapi tidak mendapat dukungan jaringan penyangga (gusi, tulang di sekitar gigi dan serat-serat yang mengikatnya). Akibatnya gigi goyang. Kalau derajat kegoyangan sudah sangat besar, terpaksa gigi harus dicabut.

Generasi yang hidup pada jaman ini kebanyakan memiliki ukurang rahang yang tidak terlalu besar meskipun jumlah gigi tidak berkurang. Akibatnya tempat tidak mencukupi dan gigi tersusun berjejal-jejal di dalam mulut. Kondisi ini menyebabkan makanan sering terselip di antara gigi-gigi yang berjejal, gigi-gigi yang menonjol mengiritasi jaringan lunak seperti pipi bagian dalam, bibir, dan lidah. Pencabutan gigi-gigi bermasalah ini dapat menjadi jalan keluarnya. Pada perawatan orthodonti, untuk memperbaiki susunan gigi geligi, ada beberapa gigi yang akan dicabut setelah dipertimbangkan secara matang.

Selain hal-hal di atas, tidak ada alasan lain untuk mencabut gigi. Gigi asli tetap lebih baik daripada ompong atau gigi palsu.

Mencabut gigi napi dengan kasus narkoba


Dalam kunjunganku ke Nusa Kambangan beberapa hari yang lalu, aku mendapat tugas melayani di LP Besi. Ada sedikit kekuatiran di hatiku ketika mengetahui tugas ini. Pelayanan yang paling memungkinkan dilakukan untuk bakti sosial seperti ini adalah pencabutan gigi. Agak sulit melakukan penambalan, karena tidak ada peralatan untuk membersihkan lubang gigi dari jaringan busuk dan membuat lubang cukup steril sebelum dilakukan penambalan. Kekuatiranku melakukan pencabutan pada napi-napi di LP Besi disebabkan karena mereka merupakan napi dengan kasus narkoba. Aku kuatir obat bius yang disuntikkan sebelum pencabutan tidak efektif karena pengaruh obat-obatan yang pernah dipakai para napi sebelum masuk LP Batu ini.


Ternyata kekuatiranku tidak berdasar. Hampir semua pencabutan dapat dilakukan di bawah efek obat bius yang baik. Setelah dipikir lebih jauh, aku menemukan alasan mengapa obat bius dapat bereaksi efektif. Ada beberapa hal :
1. Napi yang sudah masuk LP Besi, tidak semuanya merupakan pemakai narkoba. Ada pengedar, juga pemilik ladang ganja. Untuk 2 jenis yang terakhir, tentu saja tidak ada masalah dalam efek obat bius.
2. Untuk napi mantan pemakai narkoba, sudah pasti LP Besi bukan merupakan satu-satunya LP yang pernah dihuninya. Sebelum masuk Nusa Kambangan, pasti mereka sudah dibina di LP lain. Jadi sudah cukup panjang waktu yang dilewati para napi sejak terakhir kali berkontak dengan narkoba.
Yah... memang kekuatiranku ternyata memang berlebihan.

Yang menarik, ternyata banyak napi yang takut disuntik! Tidak jarang diantaranya memiliki tatoo yang cukup banyak di sekujur tubuhnya yang untuk membuatnya diperlukan banyak sekali tusukan. Menggelikan juga bila terjadi pada napi dengan kasus pengguna narkoba jenis suntikan. Ternyata suntikan dokter gigi merupakan hal yang sangat menakutkan mereka dibanding suntikan narkoba maupun tusukan jarum tatoo!

Jumat, 04 Mei 2012

Masalah yang kadang-kadang muncul setelah pencabutan gigi


Tulisan ini merupakan tulisan kedua yang dibuat untuk melengkapi tulisan pertama berjudul Setelah pencabutan gigi berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul menanggapi tulisan tersebut. 

Bila masa 24 jam setelah pencabutan terlewati tanpa masalah, proses penyembuhan luka bekas pencabutan gigi akan berlangsung dengan baik. Tidak ada perawatan dan pengobatan khusus yang diperlukan untuk membantu proses penyembuhan luka. Air liur yang terus menerus berkontak dengan daerah luka mempunyai efek penyembuhan yang sangat ampuh. Selain itu, tidak ada makanan yang perlu dipantang. Sebaliknya, makanan harus bergizi tinggi agar tubuh mampu melakukan proses penyembuhan secara alamiah. 

Kadang-kadang ada orang yang mendapatkan masalah setelah satu atau dua hari setelah pencabutan. Ini adalah kasus-kasus yang jarang terjadi, biasanya terjadi akibat proses pencabutan yang sulit dan daya tahan tubuh yang kurang baik. Namun keadaan jarang ini justru yang diingat orang dan disebar-luaskan ke orang lain, sehingga dianggap sebagai hal yang sering terjadi. 

Proses pencabutan yang sulit biasanya meninggalkan trauma fisik pada jaringan yang ditinggalkan sehingga proses penyembuhan juga berlangsung lebih lama. Trauma fisik dapat menyebabkan munculnya rasa sakit, pembengkakan, pembentukan lapisan putih keabuan di atas luka, pembentukan gumpalan darah berwarna hitam. Perlukah kembali ke dokter gigi atau dibiarkan saja? 

Rasa sakit

Rasa sakit yang muncul setelah efek obat bius habis adalah sebetulnya merupakan hal lumrah, seperti bila terjadi luka pada bagian tubuh lain. Rasa sakit berupa ngilu dan berdenyut-denyut akibat luka pencabutan bersifat relatif, tergantung ambang rasa sakit pasien. Untuk pencabutan gigi dengan tingkat kesulitan rendah, dalam beberapa jam sudah tidak terasa sakit oleh orang dengan ambang rasa sakit tinggi. Sedangkan pada orang dengan ambang rasa sakit sangat rendah, rasa sakit bahkan masih terasa hingga 1-2 minggu. 

Rasa sakit dapat diatasi dengan obat analgesik yang dijual bebas di pasaran, seperti jenis parasetamol, asam asetil salisilat atau asam mefenamat. Gunakan hanya jika perlu saja. Bila sampai 2 hari rasa sakit masih ada bahkan disertai pembengkakan, ini berarti ada gangguan dalam proses penyembuhan, bisa karena lubang bekas pencabutan kotor, bisa karena terjadi pembekuan darah terlalu cepat, atau hal-hal lain. Kalau terjadi demikian, sebaiknya kembali ke dokter gigi Anda untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan lebih lanjut.

Kadang-kadang rasa sakit terjadi bukan hanya pada bekas luka pencabutan, tapi juga pada gigi yang berada di depan atau belakang bekas gigi yang dicabut. Rasa sakit terasa seperti ditekan, atau gigi terasa mau lepas, atau terasa sakit saat menggigit. Rasa sakit ini merupakan gejala peradangan pada jaringan penyangganya. Peradangan akibat proses pencabutan ini tidak bersifat menetap dan akan berangsur-angsur sembuh sendiri.

Gumpalan darah

Bila terlihat gumpalan darah yang kehitaman dan lapisan putih di atasnya pada luka bekas pencabutan tanpa disertai rasa sakit, tidak perlu kuatir. Hal ini merupakan salah satu efek trauma pada jaringan. Bagian ini nantinya akan terlepas sendiri karena merupakan jaringan mati. 

Pembengkakan

Pembengkakan bisa terjadi akibat pencabutan gigi yang sulit. Pembengkakan terjadi akibat beku darah yang berkumpul pada jaringan di sekitar luka. Pembengkakan ini menyebabkan otot-otot di sekitar mulut kaku sehingga ada kesulitan dalam membuka mulut. Bila tidak ada infeksi, pembengkakan dan kekakuan otot dapat diatasi dengan melakukan kompres hangat dan banyak melakukan gerakan buka-tutup mulut. 

Lapisan putih keabuan 

Lapisan putih keabuanpada lubang bekas pencabutan yang disertai rasa sakit luar biasa dan muncul 1-2 hari setelah pencabutan, merupakan akibat kelainan proses penyembuhan. Keadaan seperti ini harus ditangani oleh dokter gigi. Luka bekas pencabutan harus dibersihkan lagi dan memerlukan terapi antibiotika. 

Gigi tertinggal?

Kadang-kadang terlihat bintik putih pada gusi disekitar lokasi pencabutan yang terasa keras bila disentuh. dan menimbulkan rasa sakit. Sering orang menganggapnya sebagai sisa gigi yang belum tercabut dan sebagian besar dugaan ini adalah salah. Benda keras berwarna putih pada gusi adalah pecahan tulang atau puncak tulang yang mengelilingi gigi yang dicabut. Sebaiknya Anda ke dokter gigi yang sebelumnya mencabut gigi Anda untuk membereskan tulang yang membandel ini. 

Rasa sakit dan kaku

Proses pencabutan yang sulit kadang-kadang memang meninggalkan masalah pada hari kedua atau berikutnya. Namun seringkali masalah-masalah itu disebabkan oleh ketakutan berlebihan akan tindakan pencabutan, misalnya takut membuka mulut, takut menyikat gigi atau takut makan. Padahal mengunakan rongga mulut dengan wajar sangat diperlukan untuk proses penyembuhan luka.

Mulut yang dibiarkan terus menutup akan membuat otot-otot kaku dan sakit. Higienitas mulut harus tetap terjaga untuk menciptakan lingkungan di sekitar luka yang sehat dengan melakukan sikat gigi dan berkumur. Makan harus tetap dilakukan, tanpa ada pantangan apapun agar kondisi tubuh memungkinkan bagi proses penyembuhan luka. Membuka-tutup mulut, menyikat gigi dan mengunyah makanan akan merangsang produksi air liur. Air liur mempunyai efek membersihkan mulut dan efek menyembuhkan luka yang sangat ampuh.

Pencabutan gigi memang sebaiknya dihindari. Tapi kalau memang tidak dapat dipertahankan lagi, harus dijalani. Bila terpaksa dijalani, pencabutan gigi bukanlah sesuatu yang menakutkan. Proses penyembuhannya juga bukanlah sesuatu yang yang perlu dikuatirkan. Biarkan luka sembuh secara wajar.

Semua komentar / pertanyaan yang Anda tuliskan, tidak akan langsung tayang, melainkan dimoderasi terlebih dulu. Jadi tidak perlu menuliskannya berulang-ulang. 

Silakan baca dulu sebelum bertanya di kolom komentar. Ada banyak pembaca lain yang mengalami masalah yang mirip denganmu dan sudah saya jawab pertanyaannya. Demi efisiensi tenaga dan waktu, pertanyaan-pertanyaan dengan masalah yang mirip tidak akan ditayangkan.



Kalau tulisan ini dan komentar-komentar di bawah ini belum menjawab pertanyaan Anda, masih ada beberapa tulisan lain di warung ini yang berhubungan dengan pencabutan :  
Setelah pencabutan gigi


Penyembuhan luka bekaspencabutan gigi

Si bungsu yang bermasalah  

Sering kali saya mendapat pertanyaan, "Apakah ini wajar?" , "Apakah ini normal?". Maaf, saya tidak bisa menjawab karena saya tidak mempunyai kemampuan paranormal untuk memeriksa kondisi Anda. Kalau Anda merasa yang Anda alami tidak wajar atau normal, kembalilah ke drg yang mencabut gigi Anda. Drg Anda lebih berkompeten untuk menjawab dibandingkan saya. Begitu juga soal perawatan dan pengobatan, saya tidak mempunyai kompetensi untuk melakukannya secara online. 



Penyembuhan luka bekas pencabutan gigi


Tulisan ini dibuat untuk melengkapi tulisan pertama berjudul Setelah pencabutan gigi berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul menanggapi tulisan tersebut. 

Setelah pencabutan, di dalam rongga mulut ada luka yang terbuka. Luka dalam rongga mulut memang terlihat besar, karena ada rongga bekas gigi “menancap”. Namun jarang sekali dokter gigi melakukan penjahitan pada luka bekas pencabutan karena memang tidak diperlukan. Lubang yang ditinggalkan merupakan lubang alamiah, tidak seperti lubang bekas peluru yang menancap pada kulit, misalnya. Jadi tidak perlu dijahit.


Luka yang disebabkan karena pencabutan gigi merupakan luka yang paling cepat sembuh dibandingkan luka-luka di bagian tubuh yang lain. Hal ini disebabkan karena luka di dalam rongga mulut terus berkontak dengan air ludah yang mengandung bahan-bahan  alami untuk menyembuhkan dan memulihkan luka.

Setelah pencabutan, biasanya rongga bekas gigi ditekan dengan tampon atau kapas. Efek tekan didapat dengan cara menggigitnya selama 1 jam. Tujuan penekanan ini adalah untuk menutup pembuluh-pembuluh darah kapiler sehingga darah tidak keluar lagi. Setelah 1 jam, perdarahan akan berhenti. Di  permukaan terluar luka akan terbentuk beku darah. Beku darah ini merupakan tahap awal proses penyembuhan luka. 

Selanjutnya akan terbentuk jaringan baru pada lubang bekas gigi selapis demi selapis. Proses pembentukan jaringan baru umumnya selesai dalam waktu 2 sampai 4 minggu, hingga seluruh lubang tertutup. Karena beku darah merupakan bagian proses penyembuhan, beku darah ini harus dijaga agar tidak hilang. Berkumur-kumur, meludah berulang-ulang dan menghisap-hisap daerah bekas luka akan menyebabkan beku darah lepas. Kalau sampai lepas, akan terjadi perdarahan lagi. Karena itu, ketiga tindakan di atas tidak boleh dilakukan sama sekali selama 24 jam. 

Pertanyaan yang sering muncul karena larangan ini adalah : Kalau sikat gigi, bagaimana? Kalau ada air ludah, bagaimana? Saya mual saat menghirup bau obat di kapas, mau muntah, bagimana nih? Kalau ada makanan masuk, bagaimana?

Menyikat gigi tetap harus dilakukan, tapi daerah luka boleh tidak disikat untuk sementara. Setelah itu, berkumur tanpa perlu mengocok-ngocok air di dalam mulut dan keluarkan air bekas berkumur perlahan-lahan. Biarkan air bekas berkumur mengalir ke luar dengan cara menundukkan kepala. Tidak perlu disemprotkan. 

Begitu juga dengan air ludah. Air ludah memang seringkali diproduksi lebih banyak setelah pencabutan. Kalau mau dibuang, biarkan mengalir ke luar dengan menundukkan kepala. Kalau bisa menelannya, itu lebih baik. Dan ingatlah, semakin dipikirkan, air ludah akan semakin banyak diproduksi. 

Rasa mual akibat kehadiran benda asing di dalam mulut sebagian besar diakibatkan karena menghirup nafas melalui mulut. Karena itu, bila mulai terasa mual, tariklah nafas dalam-dalam melalui hidung dan lanjutkan dengan nafas teratur secara sadar. Dengan cara ini, rasa mual biasanya akan hilang.

Bila ada makanan yang masuk ke daerah luka, biarkan saja. Jangan mencungkilnya dengan apapun, karena tidak terjamin kebersihannya. Makanan tidak akan masuk ke dalam lubang, karena sudah tertutup oleh beku darah. Setelah 1 hari, pemeliharaan kebersihan mulut sudah dapat dilakukan seperti biasa, dengan menyikat dan berkumur pada waktu yang tepat. Jadi semua kotoran di atas luka dapat dibersihkan. 

Kalau semua larangan telah dihindari, proses penyembuhan luka akan berlangsung dengan baik.  Bila setelah 2 jam pencabutan, masih ada perdarahan sebaiknya kembali ke dokter gigi untuk mendapatkan tindakan yang tepat. Tapi tidak perlu terburu-buru juga, karena seringkali yang diduga sebagai perdarahan sebetulnya bukan perdarahan melainkan rembesan sedikit darah yang bercampur air liur. Air liur biasanya meningkat produksinya bila ada benda asing di dalam mulut. Air liur bercampur rembesan sedikit darah memberi kesan seolah-olah ada perdarahan. Dalam keadaan seperti ini, tidak perlu pergi ke dokter gigi, karena keadaan ini akan pulih dengan sendirinya. Yang penting dijaga supaya rembesan  tidak bertambah besar dengan tidak berkumur-kumur dan menghisap-hisap daerah luka.


Sebagian besar pencabutan gigi tidak menimbulkan masalah berarti bila semua larangan dihindari dan tidak memerlukan penanganan khusus oleh dokter gigi sesudahnya. 


Silakan baca dulu sebelum bertanya di kolom komentar. Ada banyak pembaca lain yang mengalami masalah yang mirip denganmu dan sudah saya jawab pertanyaannya. Demi efisiensi tenaga dan waktu, pertanyaan-pertanyaan dengan masalah yang mirip tidak akan saya jawab lagi.


Kalau tulisan ini dan komentar-komentar di bawah ini belum menjawab pertanyaan Anda, masih ada Beberapa tulisan lain di warung ini yang berhubungan dengan pencabutan :  
Setelah pencabutan gigi
Masalah yang kadang-kadangmuncul setelah pencabutan gigi
Si bungsu yang bermasalah