Selamat datang di warungku. Silakan ambil posisi yang enak, boleh di pojok, boleh di tengah.... ambil minum sendiri, pilih menu yang diminati.... semuanya gratis. Menunya berupa informasi mengenai kesehatan gigi dan mulut. Selamat menikmati! Perlu diketahui, warung ini bukan praktek dokter gigi, karena itu tidak ada tarifnya. Juga, karena sifatnya virtual, tidak dapat menggantikan konsultasi di ruang praktek dokter gigi. Warung ini hanya menyediakan informasi, bukan solusi.
Jumat, 22 September 2017
Perdarahan setelah pencabutan gigi
Senin, 24 Oktober 2016
Cabut gigi pakai nawar?
Ini penglaman nyataku di klinik bebrapa tahun yang lalu. Aku sendiri sebetulnya sudah lupa kejadiannya. Kebetulan kutulis di akun facebookku dan hari ini diingartkan kembali. Pengalaman yang biasa bagi dokter gigi sebetulnya, tapi tidak bagi pasien atau calon pasien gigi. Kalau kejadiannya 15 tahun yang lalu, aku pasti emosi. Sekarang, dianggap lucu saja.
"Dok....saya mau cabut lagi....masih ad 2 lagi nih di bawah kanan. Abis ini yang kiri juga mau dicabut."
*Saya liat dulu ya, Pak.* (dia mangap)
"Nih dok....tinggal dikit lagi. Jangan mahal-mahal ya dok....(mukanya memelas)
*Iya tinggal akarnya. Saya tensi dulu ya, Pak*
"Saya susah nih dok.....diitung satu gigi aja ya bayarnya" (udah ga memelas, tapi tampangnya kaya anak kecil minta dibeliin mainan)
*Saya juga susah dulu belajarnya Pak.*
"Boleh ya, dok.....diitung satu gigi aja. Kan tunggal dikit lagi. Gampang kok."
*Kalo gampang, gimana kalo Bapak cabut sendiri aja? Saya pinjemin deh tangnya. Ga usah bayar.* (tiba-tiba mukanya jadi muka Sule)
"Hehe....engga deh. Saya ga bisa."
Dikira ke dokter gigi seperti belanja di Mangga Dua kali. Beli banyak, dapat diskon. Di Mangga Dua aja ga ada barang yang bisa dibeli 2 tapi bayarnya 1.....haiiyaaaa......
Sabtu, 03 Mei 2014
Gigi goyang, haruskah dicabut?
Tadi sore ada seorang laki-laki datang ke warungku dengan maksud ingin mencabut giginya yang sudah goyang. Kulihat gigi yang dimaksud masih bagus, tidak ada lubang sama sekali. Tidak tega rasanya kalau aku harus mencabutnya. Kucoba untuk memberinya pengertian untuk mempertahankan giginya. Ternyata sebetulnya dia juga tidak menginginkan giginya dicabut. Kutawarkan untuk "mengencangkan" kembali giginya. Dia setuju. Tidak sampai 30 menit, giginya sudah kembali "kencang". Dia merasa senang. Komentarnya, "Untung tadi saya gak ke puskesmas. Pasti sudah dicabut." Aku merasa puas, berhasil memberikan sesuatu yang lebih baik daripada yang diharapkan seorang pasien.
Yang tadi aku lakukan adalah melakukan fibre splinting, yaitu mengikat gigi yang goyang ke gigi-gigi tetangganya yang tidak goyang. Aku membuat alur pada ketiga gigi yang akan diikat untuk meletakkan polyethylene fibre di dalamnya. Fibre ini terbuat dari bahan yang sangat kuat, sehingga selain melekatkan gigi yang goyang ke gigi-gigi tetangganya, fibre ini akan meneruskan beban yang kunya yang diterima gigi yang goyang tersebut ke gigi-gigi tetangganya. Dengan membagi beban ini, dukungan tulang penyanggah gigi yang sudah berkurang, tidak akan berkurang lagi, kondisi gigi tidak akan bertambah parah.
Memang harga yang harus dibayar untuk mengikat gigi lebih mahal 3-4 kali lipat daripada mencabutnya. Tapi kalau mau lebih lanjut hitung menghitung, setelah pencabutan gigi harus dibuatkan gigi palsu untuk mengisi ruangan yang bekas pencabutan. Hasilnya, biaya yang dikeluarkan akhirnya menjadi lebih tinggi dibandingkan kalau gigi dipertahankan. Belum lagi waktu yang harus disediakan untuk bolak-balik ke dokter gigi.
Ada beberapa orang yang tidak menganggap penting pembuatan gigi palsu dengan berbagai alasan. Ini tidak membuat harga mengikat gigi lebih murah daripada mencabut. Karena tanpa gigi pengganti, cara mengunyah akan berubah. Secara perlahan-lahan gigi-gigi akan beradaptasi dengan membentuk susunan yang baru. Hal yang umum terjadi adalah bergesernya gigi-gigi tetangga dan gigi antagonis ke arah ruangan yang kosong bekas pencabutan. Selain itu, sisi rahang yang tidak lengkap giginya biasanya tidak dipergunakan untuk mengunyah, akibatnya akan terjadi penumpukan karang gigi yang dapat mengakibatkan gigi-gigi lainnya goyang juga. Bila gigi yang ompong adalah gigi belakang, ada kecenderungan orang memindahkan pengunyahan ke gigi depan. Gigi depan hanya memiliki 1 akar, karena itu tidak cukup kuat untuk menanggung beban pengunyahan. Bila dipakai untuk mengunyah dalam periode yang panjang akan mengakibatkan gigi-gigi depan goyang juga. Kalau ini semua terjadi, akibatnya makin banyak lagi gigi yang harus dicabut.
Mencabut gigi goyang menyelesaikan masalah dengan lebih murah? Masa sih ?
Ada masalah dengan pencabutan gigi? Jawabannya memang tidak ada di sini. Mungkin ada di artikel-artikel saya yang lain ini :
Setelah pencabutan gigi
Masalah yang kadang-kadang muncul setelah pencabutan gigi
Penyembuhan luka bekas pencabutan gigi
Si bungsu yang sering bermasalah
Silakan baca dulu sebelum bertanya di kolom komentar. Ada banyak pembaca lain yang mengalami masalah yang mirip denganmu dan sudah saya jawab pertanyaannya. Demi efisiensi tenaga dan waktu, pertanyaan-pertanyaan dengan masalah yang mirip tidak akan saya jawab lagi.
Alasan mencabut gigi
Seringkali pasien datang ke warungku meminta dicabut giginya. Tidak jarang disebabkan karena rasa putus asa menghadapi rasa sakit terus menerus yang terjadi pada giginya. Penyebab lain yang sering menjadi alasan adalah jumlah gigi yang sudah tinggal sedikit, agar dapat dibuat gigi palsu seluruhnya.
Sebetulnya tidak selalu gigi yang sakit harus dicabut dan sebaliknya, gigi yang seharusnya dicabut tidak selalu menimbulkan rasa sakit. Jadi sebetulnya tidak ada hubungan yang pasti di antara sakit gigi dengan cabut gigi.
Proses perusakan gigi seringkali berjalan sangat lambat sehingga tidak menimbulkan gejala sakit, bahkan ketika kerusakan telah menyebabkan hancurnya seluruh mahkota gigi dan hanya menyisakan akarnya. Akar yang tersisa ini merupakan benda busuk, karena itu harus dicabut. Ini alasan pertama yang dapat dipertanggungjawabkan mengapa gigi harus dicabut.
Alasan berikutnya adalah bila kerusakan gigi sudah begitu besarnya sehingga tidak memungkinkan lagi untuk memulihkan bentuk gigi seperti semula dengan bahan tambalan apapun.
Kalau sudah seperti ini, tidak ada jalan lain, gigi memang harus dicabut.
Kadangkala aku menjumpai gigi dalam kondisi utuh, tapi tidak mendapat dukungan jaringan penyangga (gusi, tulang di sekitar gigi dan serat-serat yang mengikatnya). Akibatnya gigi goyang. Kalau derajat kegoyangan sudah sangat besar, terpaksa gigi harus dicabut.
Generasi yang hidup pada jaman ini kebanyakan memiliki ukurang rahang yang tidak terlalu besar meskipun jumlah gigi tidak berkurang. Akibatnya tempat tidak mencukupi dan gigi tersusun berjejal-jejal di dalam mulut. Kondisi ini menyebabkan makanan sering terselip di antara gigi-gigi yang berjejal, gigi-gigi yang menonjol mengiritasi jaringan lunak seperti pipi bagian dalam, bibir, dan lidah. Pencabutan gigi-gigi bermasalah ini dapat menjadi jalan keluarnya. Pada perawatan orthodonti, untuk memperbaiki susunan gigi geligi, ada beberapa gigi yang akan dicabut setelah dipertimbangkan secara matang.
Selain hal-hal di atas, tidak ada alasan lain untuk mencabut gigi. Gigi asli tetap lebih baik daripada ompong atau gigi palsu.
Mencabut gigi napi dengan kasus narkoba
Dalam kunjunganku ke Nusa Kambangan beberapa hari yang lalu, aku mendapat tugas melayani di LP Besi. Ada sedikit kekuatiran di hatiku ketika mengetahui tugas ini. Pelayanan yang paling memungkinkan dilakukan untuk bakti sosial seperti ini adalah pencabutan gigi. Agak sulit melakukan penambalan, karena tidak ada peralatan untuk membersihkan lubang gigi dari jaringan busuk dan membuat lubang cukup steril sebelum dilakukan penambalan. Kekuatiranku melakukan pencabutan pada napi-napi di LP Besi disebabkan karena mereka merupakan napi dengan kasus narkoba. Aku kuatir obat bius yang disuntikkan sebelum pencabutan tidak efektif karena pengaruh obat-obatan yang pernah dipakai para napi sebelum masuk LP Batu ini.
Ternyata kekuatiranku tidak berdasar. Hampir semua pencabutan dapat dilakukan di bawah efek obat bius yang baik. Setelah dipikir lebih jauh, aku menemukan alasan mengapa obat bius dapat bereaksi efektif. Ada beberapa hal :
1. Napi yang sudah masuk LP Besi, tidak semuanya merupakan pemakai narkoba. Ada pengedar, juga pemilik ladang ganja. Untuk 2 jenis yang terakhir, tentu saja tidak ada masalah dalam efek obat bius.
2. Untuk napi mantan pemakai narkoba, sudah pasti LP Besi bukan merupakan satu-satunya LP yang pernah dihuninya. Sebelum masuk Nusa Kambangan, pasti mereka sudah dibina di LP lain. Jadi sudah cukup panjang waktu yang dilewati para napi sejak terakhir kali berkontak dengan narkoba.
Yah... memang kekuatiranku ternyata memang berlebihan.
Yang menarik, ternyata banyak napi yang takut disuntik! Tidak jarang diantaranya memiliki tatoo yang cukup banyak di sekujur tubuhnya yang untuk membuatnya diperlukan banyak sekali tusukan. Menggelikan juga bila terjadi pada napi dengan kasus pengguna narkoba jenis suntikan. Ternyata suntikan dokter gigi merupakan hal yang sangat menakutkan mereka dibanding suntikan narkoba maupun tusukan jarum tatoo!
Jumat, 04 Mei 2012
Masalah yang kadang-kadang muncul setelah pencabutan gigi
Semua komentar / pertanyaan yang Anda tuliskan, tidak akan langsung tayang, melainkan dimoderasi terlebih dulu. Jadi tidak perlu menuliskannya berulang-ulang.
Penyembuhan luka bekaspencabutan gigi
Si bungsu yang bermasalah
Sering kali saya mendapat pertanyaan, "Apakah ini wajar?" , "Apakah ini normal?". Maaf, saya tidak bisa menjawab karena saya tidak mempunyai kemampuan paranormal untuk memeriksa kondisi Anda. Kalau Anda merasa yang Anda alami tidak wajar atau normal, kembalilah ke drg yang mencabut gigi Anda. Drg Anda lebih berkompeten untuk menjawab dibandingkan saya. Begitu juga soal perawatan dan pengobatan, saya tidak mempunyai kompetensi untuk melakukannya secara online.
Penyembuhan luka bekas pencabutan gigi
Luka yang disebabkan karena pencabutan gigi merupakan luka yang paling cepat sembuh dibandingkan luka-luka di bagian tubuh yang lain. Hal ini disebabkan karena luka di dalam rongga mulut terus berkontak dengan air ludah yang mengandung bahan-bahan alami untuk menyembuhkan dan memulihkan luka.
Selanjutnya akan terbentuk jaringan baru pada lubang bekas gigi selapis demi selapis. Proses pembentukan jaringan baru umumnya selesai dalam waktu 2 sampai 4 minggu, hingga seluruh lubang tertutup. Karena beku darah merupakan bagian proses penyembuhan, beku darah ini harus dijaga agar tidak hilang. Berkumur-kumur, meludah berulang-ulang dan menghisap-hisap daerah bekas luka akan menyebabkan beku darah lepas. Kalau sampai lepas, akan terjadi perdarahan lagi. Karena itu, ketiga tindakan di atas tidak boleh dilakukan sama sekali selama 24 jam.
Sebagian besar pencabutan gigi tidak menimbulkan masalah berarti bila semua larangan dihindari dan tidak memerlukan penanganan khusus oleh dokter gigi sesudahnya.
Masalah yang kadang-kadangmuncul setelah pencabutan gigi
Si bungsu yang bermasalah