Jumat, 04 Mei 2012

Penyembuhan luka bekas pencabutan gigi


Tulisan ini dibuat untuk melengkapi tulisan pertama berjudul Setelah pencabutan gigi berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul menanggapi tulisan tersebut. 

Setelah pencabutan, di dalam rongga mulut ada luka yang terbuka. Luka dalam rongga mulut memang terlihat besar, karena ada rongga bekas gigi “menancap”. Namun jarang sekali dokter gigi melakukan penjahitan pada luka bekas pencabutan karena memang tidak diperlukan. Lubang yang ditinggalkan merupakan lubang alamiah, tidak seperti lubang bekas peluru yang menancap pada kulit, misalnya. Jadi tidak perlu dijahit.


Luka yang disebabkan karena pencabutan gigi merupakan luka yang paling cepat sembuh dibandingkan luka-luka di bagian tubuh yang lain. Hal ini disebabkan karena luka di dalam rongga mulut terus berkontak dengan air ludah yang mengandung bahan-bahan  alami untuk menyembuhkan dan memulihkan luka.

Setelah pencabutan, biasanya rongga bekas gigi ditekan dengan tampon atau kapas. Efek tekan didapat dengan cara menggigitnya selama 1 jam. Tujuan penekanan ini adalah untuk menutup pembuluh-pembuluh darah kapiler sehingga darah tidak keluar lagi. Setelah 1 jam, perdarahan akan berhenti. Di  permukaan terluar luka akan terbentuk beku darah. Beku darah ini merupakan tahap awal proses penyembuhan luka. 

Selanjutnya akan terbentuk jaringan baru pada lubang bekas gigi selapis demi selapis. Proses pembentukan jaringan baru umumnya selesai dalam waktu 2 sampai 4 minggu, hingga seluruh lubang tertutup. Karena beku darah merupakan bagian proses penyembuhan, beku darah ini harus dijaga agar tidak hilang. Berkumur-kumur, meludah berulang-ulang dan menghisap-hisap daerah bekas luka akan menyebabkan beku darah lepas. Kalau sampai lepas, akan terjadi perdarahan lagi. Karena itu, ketiga tindakan di atas tidak boleh dilakukan sama sekali selama 24 jam. 

Pertanyaan yang sering muncul karena larangan ini adalah : Kalau sikat gigi, bagaimana? Kalau ada air ludah, bagaimana? Saya mual saat menghirup bau obat di kapas, mau muntah, bagimana nih? Kalau ada makanan masuk, bagaimana?

Menyikat gigi tetap harus dilakukan, tapi daerah luka boleh tidak disikat untuk sementara. Setelah itu, berkumur tanpa perlu mengocok-ngocok air di dalam mulut dan keluarkan air bekas berkumur perlahan-lahan. Biarkan air bekas berkumur mengalir ke luar dengan cara menundukkan kepala. Tidak perlu disemprotkan. 

Begitu juga dengan air ludah. Air ludah memang seringkali diproduksi lebih banyak setelah pencabutan. Kalau mau dibuang, biarkan mengalir ke luar dengan menundukkan kepala. Kalau bisa menelannya, itu lebih baik. Dan ingatlah, semakin dipikirkan, air ludah akan semakin banyak diproduksi. 

Rasa mual akibat kehadiran benda asing di dalam mulut sebagian besar diakibatkan karena menghirup nafas melalui mulut. Karena itu, bila mulai terasa mual, tariklah nafas dalam-dalam melalui hidung dan lanjutkan dengan nafas teratur secara sadar. Dengan cara ini, rasa mual biasanya akan hilang.

Bila ada makanan yang masuk ke daerah luka, biarkan saja. Jangan mencungkilnya dengan apapun, karena tidak terjamin kebersihannya. Makanan tidak akan masuk ke dalam lubang, karena sudah tertutup oleh beku darah. Setelah 1 hari, pemeliharaan kebersihan mulut sudah dapat dilakukan seperti biasa, dengan menyikat dan berkumur pada waktu yang tepat. Jadi semua kotoran di atas luka dapat dibersihkan. 

Kalau semua larangan telah dihindari, proses penyembuhan luka akan berlangsung dengan baik.  Bila setelah 2 jam pencabutan, masih ada perdarahan sebaiknya kembali ke dokter gigi untuk mendapatkan tindakan yang tepat. Tapi tidak perlu terburu-buru juga, karena seringkali yang diduga sebagai perdarahan sebetulnya bukan perdarahan melainkan rembesan sedikit darah yang bercampur air liur. Air liur biasanya meningkat produksinya bila ada benda asing di dalam mulut. Air liur bercampur rembesan sedikit darah memberi kesan seolah-olah ada perdarahan. Dalam keadaan seperti ini, tidak perlu pergi ke dokter gigi, karena keadaan ini akan pulih dengan sendirinya. Yang penting dijaga supaya rembesan  tidak bertambah besar dengan tidak berkumur-kumur dan menghisap-hisap daerah luka.


Sebagian besar pencabutan gigi tidak menimbulkan masalah berarti bila semua larangan dihindari dan tidak memerlukan penanganan khusus oleh dokter gigi sesudahnya. 


Silakan baca dulu sebelum bertanya di kolom komentar. Ada banyak pembaca lain yang mengalami masalah yang mirip denganmu dan sudah saya jawab pertanyaannya. Demi efisiensi tenaga dan waktu, pertanyaan-pertanyaan dengan masalah yang mirip tidak akan saya jawab lagi.


Kalau tulisan ini dan komentar-komentar di bawah ini belum menjawab pertanyaan Anda, masih ada Beberapa tulisan lain di warung ini yang berhubungan dengan pencabutan :  
Setelah pencabutan gigi
Masalah yang kadang-kadangmuncul setelah pencabutan gigi
Si bungsu yang bermasalah  

Kamis, 12 April 2012

Karies menyeluruh pada gigi susu


Kadang-kadang aku bete saat mendapat pasien yang masih anak-anak. Bukannya aku tidak suka anak-anak, karena yang bikin bete biasanya orangtuanya. Rasa bete biasanya muncul begitu orangtuanya berbicara, bahkan sebelum anak duduk di kursi periksa. Ini beberapa kalimat yang bikin bete : "Tolong bilangin anak saya ya Dok biar gak makan permen melulu." (Lho.... emangnya gak bisa ngomong sendiri?) "Tuh....dengerin dokter ... gak boleh banyak makan permen" (padahal aku belom ngomong apa-apa!) "Makanya....jangan makan permen melulu...ntar biar disuntik sama dokter aja" (Pantesan si anak takut ke dokter gigi!). Bisa dipastikan, anak-anak dengan orangtua seperti ini mempunyai gigi susu yang hampir seluruhnya terkena karies.

Karies menyeluruh pada gigi susu biasanya terjadi bukan karena kebiasaan makan permen, tapi karena kebiasaan minum susu dengan botol sebagai pengantar tidur. Kebiasaan ini bahkan dilakukan sebelum anak mempunyai gigi dan sebelum anak mempunyai keinginan terhadap sesuatu yang manis. Kebiasaan ini terbentuk karena peran orangtua yang memberikan susu sebelum anak tidur dan membiarkan anak tertidur dengan dot botol susu di mulutnya. Akibatnya tidak seluruh air susu tertelan dan mengambang di dalam mulut. Susu yang tidak tertelan ini akan dicerna oleh bakteri di dalam mulut menjadi asam yang menyebabkan gigi berlubang. Artinya proses perusakan gigi sudah terjadi begitu gigi muncul dari gusi dan berlangsung terus selama kebiasaan tidak dihentikan.

Setelah agak besar, anak mulai mengenal dan menyukai rasa manis. Bila orangtua memberikan batasan, tentu kesukaan akan makanan manis tidak akan menjadi kebiasaan buruk. Bukan salah anak kalau sering makan permen! Kegemaran anak makan permen yang terus menerus hanya akan terbentuk bila orangtua menyediakan permen yang mudah dijangkau anak setiap saat. Makanan manis tidak menyebabkan lubang pada gigi secara langsung. Gula akan merusak gigi hanya jika dibiarkan melekat di gigi. Gula akan dicerna oleh bakteri dalam mulut menjadi asam yang merusak gigi. Bila dibiasakan berkumur dengan air putih sesudah makan permen, gula yang melekat pada gigi akan terbilas dan gigi aman terhadap proses kerusakan.

Jangan lagi menyalahkan anak bila giginya rusak.

Gigi sensitif

Akhir-akhir ini banyak produsen pasta gigi mengklaim pasta giginya mampu mengatasi masalah gigi sensitif. Berikut ini adalah beberapa penjelasan yang dipublikasikan oleh produsen pasta gigi kepada masyarakat :
Penjelasan-penjelasan tersebut disampaikan sedemikian rupa, seolah-oleh bersifat ilmiah. Ada fakta-fakta yang tidak bisa dipungkiri dalam penjelasan-penjelasan di atas, yaitu :
  • Penyebab utama gigi sensitif adalah terbukanya saluran-saluran kecil pada dentin gigi (= tubuli dentin) 
  • Tubuli dentin berhubungan langsung dengan syaraf gigi
  • Terbukanya tubuli dentin bisa disebabkan oleh terkikisnya sensitif, juga akibat terbukanya akar gigi dan terkikisnya email oleh asam pada makanan dn minuman
  • Kandungan pasta gigi penghilang gigi sensitif adalah hydroxyapatite, potassium citrate, zinc citrate dan fluoride
  • Hydroxyapatite merupakan mineral pembentuk gigi
Namun, ada kalimat-kalimat yang perlu disusun ulang agar tidak menimbulkan salah persepsi  :
  • Email yang terkikis memang menyebabkan gigi menjadi sensitif, tapi tidak ada hubungannya dengan penurunan gusi. Email terkikis dan penurunan gusi adalah 2 hal  berbeda yang sama-sama menyebabkan gigi sensitif. Email merupakan lapisan luar pelindung mahkota gigi, yaitu bagian gigi yang secara fisik terlihat di rongga mulut. Email tidak ada pada akar gigi, karena itu akar gigi dilindungi oleh gusi dan jaringan penyangga gigi lain. Bila gusi dan jaringan penyangga gigi lain menyusut, akar gigi akan terbuka. Akibatnya gigi menjadi sensitif. 
  • Penurunan gusi memang bisa disebabkan oleh penyakit gusi dan kebiasaan menyikat gigi yang salah, namun tidak karena erosi makanan dan minuman asam. Munculnya gigi sensitif oleh makanan dan minuman yang asam disebabkan oleh proses demineralisasi struktur gigi oleh asam (= erosi) 
Selain kalimat-kalimat yang tidak tepat, ada beberapa fakta yang tidak disebutkan :
  • Terbukanya tubuli dentin tidak hanya disebabkan oleh penurunan gusi dan terkikisnya email oleh asam dalam makanan dan minuman
  • Sebagian besar penyebab gigi sensitif pada orang Indonesia adalah karies gigi
  • Sensitif pada gigi dengan karies tidak dapat diatasi dengan pasta gigi, tapi dengan penambalan bagian gigi yang berlubang
Jadi kalau gigi Anda sensitif, pastikan dulu apa penyebabnya. Teliti sebelum membeli!

Kamis, 21 Februari 2008

Setelah pencabutan gigi

Ditulis oleh Melinda


Cukup banyak orang yang mengeluhkan sakit, perdarahan atau pembengkakan yang terjadi setelah pencabutan gigi. Belum ada data yang menunjukkan secara pasti jumlah kasus seperti ini, tapi diperkirakan 5% dari pasien yang telah dicabut giginya mengalami perdarahan dan pembengkakan. Sebagian besar keluhan itu muncul sebagai akibat perlakuan yang salah terhadap luka bekas pencabutan.



Ada beberapa hal yang harus dilakukan dan dihindari setelah pencabutan gigi, yaitu :


  • Gigit kapas yang dipasang di atas lubang bekas gigi kuat-kuat selama 1 jam. Hal ini dilakukan untuk menghentikan perdarahan. Untuk membantu proses penghentian perdarahan, dapat dilakukan kompres pada pipi di daerah gigi yang dicabut dengan menggunakan es batu.







  • Bila masih ada perdarahan setelah kapas dibuang, masukkan air teh pahit dingin ke dalam mulut dan diamkan selama 2-3 menit.






  • Bila dalam waktu 2 jam sesudah pencabutan tidak ada tanda-tanda perdarahan berhenti, kembalilah ke dokter gigi anda. Mungkin diperlukan penjahitan pada luka atau pemberian obat anti perdarahan

  • Rasa sakit yang muncul setelah efek obat bius habis adalah hal lumrah. Hal ini dapat diatasi dengan obat analgesik yang dijual bebas di pasaran, seperti jenis parasetamol, asam asetil salisilat atau asam mefenamat. Gunakan hanya jika perlu saja.

  • Selama 24 jam tidak boleh berkumur, meludah dan menghisap-hisap daerah bekas pencabutan. Tindakan-tindakan tersebut dapat mengakibatkan beku darah yang sudah menutupi lubang bekas pencabutan akan terlepas sehingga akan terjadi perdarahan lagi.

  • Hindari makanan dan minuman panas, beralkohol, rokok selama 24 jam setelah pencabutan, karena semuanya memperlambat proses penyembuhan luka

  • Setelah 24 jam bila luka sudah tidak mengeluarkan darah sama sekali, dapat berkumur dengan air garam yang hangat untuk mencegah terjadinya infeksi pada bekas luka.
  • Bila terjadi pembengkakan pada hari berikutnya, kompres dengan air hangat dari luar maupun di dalam mulut.
Bila seluruh instruksi di atas sudah dilaksanakan, tapi pada hari ketiga rasa sakit, perdarahan, dan pembengkanan masih ada, sebaiknya pergi ke dokter gigi untuk mendapatkan pertolongan. 


Silakan baca dulu sebelum bertanya di kolom komentar. Ada banyak pembaca lain yang mengalami masalah yang mirip denganmu dan sudah saya jawab pertanyaannya. Demi efisiensi tenaga dan waktu, pertanyaan-pertanyaan dengan masalah yang mirip tidak akan saya jawab lagi.
 

Kalau tulisan ini dan komentar-komentar di bawah ini belum menjawab pertanyaan Anda, masih ada Beberapa tulisan lain di warung ini yang berhubungan dengan pencabutan :