Sabtu, 03 Mei 2014

Pertolongan pertama bila gigi lepas dari soketnya

Ditulis oleh Melinda
Lepasnya gigi dari soketnya merupakan salah satu bentuk cedera pada rongga mulut. Hal ini terjadi karena adanya benturan yang keras yang mengenai rahang. Umumnya seseorang yang mengalami benturan keras tidak menyadari kalau giginya terlepas, karena rasa terkejut atas kejadian yang dialami. Kesadaran ini baru muncul setelah orang lain melihatnya atau dia merasakan lidah terasa lebih bebas bergerak.

Lepasnya gigi dari soketnya bukan berarti habisnya riwayat hidup sang gigi di dalam mulut pemiliknya. Gigi tersebut masih dapat dikembalikan ke soketnya (tempat gigi tertanam di dalam mulut), asalkan diberikan penanganan yang tepat.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah menemukan gigi yang terlepas. Yang paling berperan bagi berhasil-tidaknya pengembalian gigi ke soketnya adalah waktu. Tidak adanya pasokan darah dan makanan, karena terputusnya hubungan gigi dengan jaringan penyangganya, akan menyebabkan sisa jaringan yang menempel pada akar gigi mati sejalan dengan waktu. Dalam waktu sekitar 30 menit sampai 1 jam, sisa jaringan tersebut perlahan-lahan akan mati. Karenanya begitu gigi ditemukan, usahakan segera mencari pertolongan medis untuk mengembalikannya.

Apabila tidak gugup, boleh juga mencoba memasukkan kembali gigi tersebut ke soketnya. Bila berhasil, pertahankan posisinya dengan kasa atau kain basah dan pergi ke dokter gigi untuk mendapatkan perawatan selanjutnya. Bila tulang penyangga gigi ada yang patah, biasanya gigi tidak akan stabil pada posisinya.

Usaha mengembalikan sendiri ini sebaiknya dihentikan apabila sulit dilakukan, karena lebih pentin memanfaatkan waktu untuk mencari pertolongan medis. Carilah dokter gigi terdekat dengan membawa gigi yang terlepas pada bagian mahkotanya, yaitu bagian yang terlihat di atas gusi ketika berada di mulut. Jangan sekali-kali memegang bagian akar, apalagi menggosoknya untuk membersihkan kotoran yang menempel. Kotoran dapat dibersihkan di bawah air yang mengalir. Apabila gigi masih berada di dalam mulut, tidak perlu membersihkannya. Karena usaha membersihkan gigi akan mengganggu vitalitas jaringan yang menempel pada akar gigi.

Gigi dapat dibawa dengan menyimpannya dalam rongga mulut. Ini adalah tempat yang terbaik untuk mempertahankan vitalitas dan kelembaban jaringan yang menempel pada akar gigi. Rongga mulut mempunyai kelembaban yang cukup dan tingkat keasaman yang tepat bagi gigi yang terlepas. Untuk menghindari tertelannya gigi, letakkan gigi di bawah lidah.

Apabila tidak mau menghadapi resiko tertelan, gigi dapat disimpan di dalam minuman isotonik yang cukup banyak jenisnya beredar di pasaran. Selain itu susu dingin juga dapat dimanfaatkan sebagai cairan perendam. Jika semuanya tidak ada, meskipun tidak begitu baik, air minum dingin juga dapat digunakan. Yang terpenting, jangan membawa gigi tanpa media cairan.

Di ruang dokter gigi, dokter gigi akan berusaha mengembalikan gigi ke soketnya. Setelah itu agar gigi tidak berubah posisinya, dokter gigi akan melakukan fiksasi berupa pengikatan gigi tersebut ke gigi-gigi tetangganya.

Setelah beberapa waktu akan tumbuh jaringan perlekatan gigi dengan gusi yang baru. Apabila gigi sudah stabil posisinya, dokter gigi akan melakukan perawatan pada jaringan pulpa, yaitu jaringan lunak yang terdapat pada bagian dalam gigi. Bila perawatan ini tidak dijalani, gigi akan berubah warna menjadi merah muda dan kemudian perlahan-lahan menjadi abu-abu.

Pengembalian gigi yang terlepas ke soketnya hanya dapat dilakukan pada gigi tetap. Apabila yang terlepas adalah gigi susu, jangan membuang waktu dengan mencari gigi yang terlepas. Karena usaha mengembalikan gigi susu ke soketnya akan mengganggu pertumbuhan gigi tetap di balik soket gigi susu. Usahakan untuk menenangkan anak dan menolongnya dengan memberikan kompres dingin untuk menghentikan perdarahan. Setelah itu bawalah anak ke dokter gigi.

Dokter gigi tidak akan dapat menumbuhkan atau mengganti gigi yang hilang. Pertolongan pertama yang diberikan berupa pemberian obat-obatan untuk penghilang sakit dan pencegah infeksi. Pada waktunya nanti, ruangan yang kosong itu akan digantikan oleh gigi tetap. Untuk mencegah terjadinya gigi tetap yang tumbuh berjejal di kemudian hari, dokter gigi biasanya akan menganjurkan pembuatan alat penahan ruang. Alat ini akan mempertahankan ruang gigi yang hilang agar gigi tetap penggantinya nanti mempunyai tempat yang cukup untuk tumbuh.

Xylitol

Ditulis oleh Melinda

Belakangan ini banyak muncul produk permen karet maupun makanan lain yang mengklaim produknya bersahabat dengan gigi karena mengandung xylitol. Bahkan secara ekstrim, ada yang menganjurkan untuk mengunyah permen karet setelah menyikat gigi. Apa sebetulnya xylitol itu dan seberapa bersahabatnya dengan gigi?

Xylitol, pemanis yang berasal dari kayu pohon Birch, pertama kali dijumpai di Finlandia pada abad ke 19. Berdasarkan susunan molekulnya, xylitol merupakan golongan alkohol gula. Di alam, selain pada kayu Birch, xylitol juga dijumpai pada serat buah-buahan dan sayuran, seperti pada macam-macam buah beri, jagung, plum, jamur, gandum.

Rasa xylitol sama manisnya dengan gula biasa, tapi hanya mengandung kalori duapertiga gula biasa. Konsumsi Xylitol sebagai pemanis tidak mempengaruhi kadar insulin dalam darah, karena itu xylitol dipopulerkan sebagai pemanis yang aman bagi diabetesi.

Xylitol bagi perawatan gigi dan mulut
Penyakit gigi dan mulut yang paling sering terjadi adalah karies gigi, yaitu gigi berlubang. Penyebabnya adalah plak yang menempel pada gigi. Plak merupakan lapisan halus yang menempel pada permukaan gigi. Di dalam plak terkandung sisa makanan, bakteri dan produk metabolisme bakteri. Bakteri di dalam plak akan mengubah sisa makanan, khususnya karbohidrat, menjadi zat yang bersifat asam. Zat inilah yang perlahan-lahan merusak jaringan keras gigi dan pada akhirnya menyebabkan lubang pada gigi.

Xylitol bukan termasuk golongan karbohidrat, tetapi memiliki bentuk molekul yang menyerupai sukrosa sehingga memikat bakteri, tapi kemudian membuatnya “kelaparan”. Tak adanya asam yang dihasilkan oleh bakteri akan membuat gigi aman dari kerusakan. Selain itu, kondisi ini memungkinkan gigi melakukan remineralisasi atas kerusakan yang sudah terjadi. Secara mikro, xylitol mampu melakukan pemulihan gigi yang mengalami karies.

Selain mencegah karies gigi, penelitian belakangan ini membuktikan beberapa keunggulan xylitol lainnya. Yang pertama adalah kemampuannya mengurangi pembentukan plak. Dengan demikian, penimbunan karang gigi, yang dimulai dari plak, juga berkurang. Berikutnya yaitu kemampuannya mencegah infeksi jamur Candida di rongga mulut. Bandingkan dengan kenyataan bahwa konsumsi galaktosa, glukosa dan sukrosa justru menimbulkan infeksi jamur Candida di rongga mulut. Selain itu, xylitol juga menimbulkan rasa sejuk di dalam mulut.

Efek samping
Seperti umumnya golongan alcohol gula, pada penggunaan berlebihan, xylitol menimbulkan efek laksatif (melancarkan buang air besar). Hingga kini belum dijumpai efek toksiknya.

Tindik lidah, amankan ?

Ditulis oleh Melinda

Belakangan ini muncul trend di kalangan orang muda untuk melakukan tindik pada tubuh selain di telinga. Tindik dilakukan pada bagian-bagian tubuh yang dulu tidak dianggap lazim, misalnya di cuping hidung, pusar, puting susu, alis, bibir, lidah.

Sebetulnya, tindik di tempat-tempat yang disebutkan di atas bukan merupakan hal baru, karena tindik pada bagian-bagian tubuh tertentu juga dipakai pada beberapa budaya dan ritus agama tertentu. Nenek moyang bangsa Mesir menindik pusar sebagai tanda kebangsawanan, tentara-tentara Romawi memasang cincin pada puting susu sebagai tanda keberanian dan kejantanan, bangsa Maya menindik lidah untuk tujuan spiritual, bangsa Sioux menjadikan tindik pada tubuh sebagai tradisi.

Saat ini ada beberapa suku yang masih melakukan tindik pada tubuh untuk alasan religius, kesukuan, dan pernikahan. Misalnya, orang India Selatan yang menggunakan tindik lidah untuk menciptakan keheningan. Dalam budaya modern, tindik pada tubuh dilakukan sebagai karya seni atau prasyarat untuk mendapat pengakuan dari komunitas tertentu. Beberapa gelintir orang juga melakukan tindik untuk “menikmati” rasa sakit yang dialami selama proses penindikan, juga untuk menambah kenikmatan seksual.

Di antara sekian banyak tindik yang menjadi trend saat ini, tindik pada lidah termasuk yang cukup digemari. Resiko tindik di rongga mulut, terutama pada lidah lebih besar daripada di bagian tubuh lainnya. Banyak resiko yang mungkin terjadi, mulai dari patahnya gigi karena perhiasan yang dipasang, perdarahan yang berlarut-larut, pembengkakan, kerusakan saraf hingga penyebaran infeksi ke tempat lain.

Perhiasan pada lidah dan pengaruhnya di rongga mulut
Bentuk-bentuk perhiasan yang dipasang pada tempat yang telah dilubangi umumnya berupa barbel atau cincin. Benda asing yang berada di dalam rongga mulut akan menyebabkan munculnya gangguan bicara, kesulitan mengunyah dan menelan produksi air liur yang berlebihan, dan kebiasaan bruksisme (menggertakkan gigi tanpa sadar). Selain itu perbenturan antara perhiasan dengan gigi yang terus menerus akan mengakibatkan patahnya gigi. Sedangkan perbenturan dengan jaringan penyanggah gigi akan mengakibatkan kerusakan gusi dan tulang penyanggah gigi.

Lidah banyak mengandung sangat banyak pembuluh darah, sehingga proses menindik akan menyebabkan perdarahan berlarut larut. Bila penindikan dilakukan tanpa memperhatikan sterilisitas alat, akan menyebabkan infeksi yang dengan mudah menyebar ke bagian lain. Pembengkakan lidah yang merupakan reaksi normal setelah proses penindikan akan menjadi berbahaya bila dilakukan secara tidak steril. Pembengkakan lidah yang berlebihan akan mempersempit saluran pernafasan.

Selain pembuluh darah, lidah juga dilalui oleh urat syaraf. Bila penindikan menyebabkan putusnya urat syaraf, lidah akan mengalami kelumpuhan sebagian maupun total.

Bila hygiene mulut tidak diperhatikan, perhiasan dalam mulut akan menjadi tempat yang sangat baik bagi perkembangbiakan bakteri yang mengakibatkan infeksi di gusi dan pipi bagian dalam. Bila ukuran perhiasan tidak cukup besar mengisi lubang tindik, perhiasan bisa lepas dan bisa saja tertelan atau masuk ke saluran pernafasan.
Secara medis, tindakan tindik lidah sangat tidak disarankan. Beberapa fakta di bawah ini menguatkan alasan untuk tidak menindik lidah :
  • Tidak ada tindik lidah yang berlisensi
  • Kebanyakan orang yang menindik bukan ahli medis
  • Tidak ada tenaga medis atau paramedis yang berprofesi sebagai penindik lidah
  • Tidak ada pemeriksaan khusus atau berkala setelah dilakukan tindik lidah
  • Tidak ada peralatan gawat darurat untuk tindik lidah
Tulisan ini bukan bermaksud untuk mengutuk tindakan tindik lidah atau menakut-nakuti pemakai tindik lidah. Bila tindik lidah tetap menjadi pilihan, segala resiko yang dikemukakan di atas dapat dikurangi dengan memperhatikan hal-hal berikut :
  • Gunakan peralatan yang steril
  • Jaga kebersihan luka bekas penindikan
  • Gunakan perhiasan yang tidak terlalu rumit sehingga mudah dibersihkan
  • Segera berkonsultasi dengan dokter bila luka bekas penindikan atau pembengkakan tidak pulih dalam waktu yang lama
  • Para atlet disarankan untuk melepaskan perhiasannya selama berolahraga
  • Para perokok disarankan untuk menghentikan kebiasaan merokoknya karena kombinasi tindik lidah dan merokok lebih banyak menimbulkan masalah dalam mulut
  • Hindari minuman keras dan kegiatan oral seks sedikitnya 6 bulan setelah penindikan untuk menghindari risiko kerusakan jaringan dan infeksi

Kontroversi kandungan bahan penghilang bau mulut

Ditulis oleh Melinda seperti yang termuat di Harian Kompas 19 April 2002

Paparan iklan-iklan permen penyegar mulut, larutan kumur, maupun pasta gigi membuat banyak orang memperhatikan mulut sebagai bagian dari penampilan. Sebagian besar iklan menekankan, orang yang mempunyai bau mulut tidak sedap tidak diterima oleh lingkungannya. Akibatnya, kini makin banyak orang yang menderita halito-fobia, merasa bau mulutnya sangat mengganggu, meskipun sebetulnya tidak ada masalah.

Umumnya produk-produk yang ditawarkan memang bisa mengatasi bau mulut tidak sedap segera setelah dipakai, karena mengandung bahan-bahan penyegar mulut. Bahan-bahan yang terkandung dalam produk-produk tersebut biasanya berupa zat beraroma segar, minyak esensial, alkohol, dan baking soda yang menghambat pertumbuhan plak serta memberi kesan kesat di mulut, serta antiseptik yang membunuh bakteri penyebab bau mulut.

Sayangnya, sebagian besar bahan-bahan yang diunggulkan sebagai penyegar mulut itu justru menyebabkan masalah bau mulut menjadi berkepanjangan.


Permen penyegar mulut umumnya mengandung bahan mint atau minyak esensial untuk mengatasi bau mulut. Selain itu, sebagai pemanis ditambahkan gula. Gula dalam permen akan menyebabkan masalah bau mulut yang lain, karena gula akan diurai oleh bakteri dalam mulut menjadi zat yang bersifat asam dan berbau.

Demikian pula halnya dengan kandungan permen karet. Proses mengunyah permen karet sendiri sebetulnya mengatasi bau mulut karena pengunyahan akan akan merangsang produksi air liur. Air liur yang banyak menyebabkan kondisi mulut kaya oksigen sehingga bakteri anaerob penyebab bau mulut tidak dapat berkembangbiak. Tetapi, pengunyahan yang berlebihan akan menyebabkan kerja kelenjar liur berlebihan, selain menyebabkan perut tidak nyaman.

Pasta gigi mengandung beberapa bahan, di antaranya yang sering menjadi unggulan adalah baking soda untuk menghambat pertumbuhan plak. Memang, baking soda menyebabkan mulut terasa kesat dan bersih, tetapi sifat basa baking soda justru mengacaukan kondisi keasaman mulut yang seharusnya bersifat asam. Keadaan ini akan memperparah bau mulut.

Bahan lainnya adalah peroksida yang terkandung dalam pasta gigi sebagai pemutih gigi. Peroksida tidak hanya akan memutihkan gigi, tetapi juga mengiritasi jaringan lunak mulut, yang dalam jangka panjang akan menyebabkan radang.

Bahan yang terdapat pada hampir semua pasta gigi adalah sodium lauryl sulfat (SLS), yaitu surfaktan yang berfungsi untuk menciptakan busa. Bahan ini sebetulnya sama sekali tidak mempunyai efek apa-apa untuk membersihkan gigi, apalagi untuk mengatasi bau mulut. SLS justru menyebabkan mulut kering, trauma mikroskopik, kerusakan membran sel jaringan lunak mulut yang mengakibatkan munculnya ulkus di mulut. Pada orang-orang tertentu yang sensitif, sering muncul luka seperti sariawan karena pemakaian pasta gigi.

Obat kumur atau semprot umumnya mengandung antiseptik untuk membunuh bakteri penyebab bau mulut. Penggunaan secara rutin akan menyebabkan keseimbangan flora dalam mulut terganggu. Penurunan jumlah bakteri mulut akan menyebabkan tumbuhnya jamur, akibatnya muncul masalah bau mulut yang lain.

Kandungan lain yang terdapat dalam obat kumur adalah alkohol. Selain sebagai antiseptik, juga memberi kesan kesat dan bersih. Akibat sampingan alkohol adalah menurunya produksi air liur yang akan memperparah bau mulut dan mengiritasi mukosa yang menyebabkan penebalan jaringan mukosa serta meningkatkan risiko terjadinya kanker mukosa mulut.

Untuk mengatasi atau menghindari bau mulut sesaat, penggunaan produk-produk di atas memang bermanfaat. Tetapi mengingat efek jangka panjangnya, sebaiknya produk-produk tersebut tidak digunakan secara terus-menerus.

Bahan baru

Penelitian beberapa tahun terakhir membuktikan bahwa penyebab bau mulut adalah senyawa belerang yang mudah menguap. Senyawa ini merupakan produk sejenis bakteri anaerob yang tinggal di dalam mulut, terutama di antara papila-papila lidah.

Berdasarkan fakta-fakta di atas, saat ini beberapa produsen telah membuat bahan-bahan penyegar mulut yang mengandung senyawa yang langsung dapat mengatasi penyebab bau mulut, yaitu chlorine dioxide atau sodium chlorite. Kedua senyawa ini akan mengoksidasi senyawa belerang yang berbau menjadi senyawa yang tidak berbau. Selain itu senyawa ini juga menciptakan kondisi mulut yang "kaya oksigen" sehingga bakteri anaerob, produsen senyawa belerang itu tidak dapat berkembang biak.

Akhirnya, alih-alih menggunakan bahan-bahan penyegar mulut, penyikatan gigi dan lidah secara seksama merupakan cara yang terbaik untuk mencegah munculnya bau mulut. Bila hal ini sudah dilakukan, namun bau mulut tak sedap masih ada, kemungkinan penyebabnya ada pada kelainan di gigi atau di jaringan sekitar gigi.


Lafal sumpah dokter gigi

(menurut Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 1963)
  • Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan terutama dalam bidang kesehatan
  • Saya akan menjalankan tugas saya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan martabat dan tradisi luhur jabatan Kedokteran Gigi
  • Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena pekerjaan saya dan keilmuan saya sebagai dokter gigi
  • Sekalipun diancam, saya tidak akan mempergunakan pengetahuan Kedokteran gigi saya untuk sesuatu yang bertentangan dengan hukum perikemanusiaan
  • Dalam menunaikan kewajiban saya, saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya tidak terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, politik, kepartaian atau kedudukan sosial
  • Saya ikrarkan sumpah/janji ini dengan sungguh-sungguh dan penuh keinsyafan
Posting ini kiranya menolong para praktisi yang mulai terbenam dalam pekerjaannya untuk mengingat kembali sumpahnya dulu ketika baru lulus....