Ditulis oleh Melinda
Usia anda sudah mencapai lebih dari 20 tahun, namun tanpa diduga, tahu-tahu ada gigi baru yang tumbuh di belakang. Tidak usah heran. Anda tidak sendirian, banyak orang yang mengalami hal ini. Dalam keadaan normal, gigi geraham ketiga, atau yang sering disebut sebagai gigi bungsu memang baru tumbuh pada usia di atas 17 tahun. Disebut normal, artinya gigi tumbuh pada tempatnya dan dengan arah yang sama seperti gigi-gigi lainnya.
Jenis makanan yang makin lama makin mudah dicerna menyebabkan ukuran rahang manusia makin mengecil bila dibandingkan nenek moyangnya. Pada jaman purba, manusia mengkonsumsi daging mentah tanpa diolah terlebih dahulu, jadi makanan harus dikunyah dalam waktu lama supaya dapat ditelan. Proses pengunyahan yang panjang ini akan memacu pertumbuhan rahang. Makin modern manusia, jenis makananpun semakin mudah dicerna. Saat ini hampir tidak ada orang yang mengunyah makanannya sampai 32 kali seperti yang dinasehatkan orangtua jaman dulu. Tidak heran kalau rahang manusia jaman modernpun makin kecil ukurannya, sementara jumlah gigi tidak berkurang. Akibatnya, tidak cukup ruangan di dalam mulut bagi ketigapuluh dua gigi untuk tumbuh dengan normal.
Akibat yang ditimbulkan
Ruangan yang tidak cukup akan menyulitkan pertumbuhan gigi bungsu. Kalau benih gigi bungsu sudah ada, secara alamiah dia akan berusaha untuk tumbuh terus hingga mencapai kontak dengan gigi antagonisnya. Di sinilah masalah dimulai. Si bungsu tetap nekad memaksakan kehendaknya untuk keluar meskipun tempat tidak ada! Akibatnya tidak hanya akan menimpa gigi di sebelahnya, tapi juga seluruh rongga mulut, bahkan leher, telinga dan bagian kepala lainnya.
Ruangan yang tidak memadai ini akan menyebabkan gigi bungsu mencari tempat yang menurutnya paling pas. Pas bagi si bungsu, belum tentu pas bagi gigi lainnya. Umumnya, posisi yang paling sering diambil oleh si bungsu adalah posisi miring atau bahkan tidur ke arah gigi di depannya. Dengan posisi seperti ini, dia akan terus tumbuh dengan arah yang sama. Selama belum mencapai kontak dengan gigi antagonisnya, dia akan terus tumbuh, apapun yang menghalanginya. Tekanan yang diterima oleh gigi di sebelahnya maupun tulang di sekitarnya akan menyebabkan rasa sakit yang tidak jelas tempatnya atau sakit kepala sebelah (migren). Selain itu, kadang-kadang menimbulkan bunyi berdenging di telinga yang berkepanjangan. Tekanan terus menerus dapat juga menyebabkan "termakannya" struktur gigi di sebelahnya, atau patahnya tulang rahang.
Bila dalam posisi miringnya gigi bungsu berhasil tumbuh menembus gusi, bentuk mahkotanya yang bergerigi menyebabkan terbentuknya daerah retensi makanan yang sulit dibersihkan. Gambar di sebelah ini sangat jelas memperlihatkan celah di antara si bungsu dan gigi di depannya. Akibatnya tentu saja bau mulut, juga pembentukan karies. Bila keadaan ini dibiarkan, lama kelamaan gigi di depannya akan berlubang besar.
Kadang-kadang si bungsu mengambil posisi di luar garis gigitan, misalnya tumbuh terlalu ke arah pipi. Akibatnya pipi bagian dalam akan sering terbentur olehnya dan menjadi luka. Demikian juga kalau tumbuh ke arah lidah, tepi tajam gigi akan melukai lidah.
Mengingat banyaknya akibat yang ditimbulkan oleh pertumbuhan si bungsu, dokter gigi umumnya menganjurkan pengangkatan gigi ini. Begitu si bungsu mulai terlihat tumbuh, sebaiknya segera diperiksa apakah posisi tumbuhnya mengganggu gigi lainnya. Hal ini bisa diketahui melalui pembuatan foto X-ray. Bila miring, sebaiknya segera diangkat tanpa harus menunggu munculnya gejala-gejala seperti di atas. Makin cepat diangkat, makin mudah proses pengangkatan sehingga makin kecil juga resiko yang mengiringinya.
Proses pengangkatan
Umumnya pengangkatan si bungsu dilakukan melalui sebuah operasi kecil yang dapat dilakukan di ruang praktek dokter gigi. Hanya pada kasus-kasus tertentu, misalnya bila si bungsu tertanam sangat dalam di dalam tulang, atau masuk ke dalam ruang sinus, dilakukan di kamar operasi. Bila keempat gigi bungsu (rahang atas dan bawah kiri dan kanan) muncul bersamaan, pengangkatan keempatnya sekaligus di kamar operasi akan memperkecil resiko operasi.
Operasi dimulai dengan menyuntikkan obat bius ke daerah di sekitar si bungsu. Setelah efek pembiusan berjalan, akan dilakukan penyayatan pada gusi di sekitar si bungsu dan dilanjutkan dengan pengambilan jaringan tulang di sekitar si bungsu. Hal ini dilakukan untuk membuang penghalang di sekitar si bungsu sehingga trauma fisik selama pencabutan tidak terlalu besar.
Bila si bungsu telah berhasil dikeluarkan, gusi yang terbuka akan dikembalikan ke posisi semula dan dijahit. Penjahitan ini tidak bertujuan untuk menutup lubang bekas gigi, tapi mengembalikan posisi gusi ke tempat semula. Lubang bekas gigi dibiarkan tetap terbuka agar penyembuhan berlangsung alamiah, dari bagian dalam ke arah luar. Dalam beberapa hari, gusi yang dipotong saat operasi akan menyatu kembali.
Akibat yang biasa muncul setelah operasi pengangkatan si bungsu ini adalah rasa sakit, bengkak, kesulitan membuka mulut hingga 2-3 hari, rasa linu pada gigi di depan gigi bungsu. Inisemua adalah hal normal. Kejadian-kejadian di luar itu bisa saja terjadi, misalnya perdarahan yang terus menerus, rasa kebas yang tidak hilang atau luka yang tidak bisa menutup. Tapi hal-hal tersebut jarang muncul dan biasanya ada kondisi individual yang menyebabkan hal-hal luar biasa ini terjadi.
Sebagian besar pencabutan gigi tidak menimbulkan masalah berarti bila semua larangan dihindari dan tidak memerlukan penanganan khusus oleh dokter gigi sesudahnya.
Silakan
baca dulu sebelum bertanya di kolom komentar. Ada banyak pembaca lain yang
mengalami masalah yang mirip denganmu dan sudah saya jawab pertanyaannya. Demi
efisiensi tenaga dan waktu, pertanyaan-pertanyaan dengan masalah yang mirip
tidak akan saya jawab lagi.
Kalau
tulisan ini dan komentar-komentar di bawah ini belum menjawab pertanyaan Anda,
masih ada Beberapa tulisan lain di warung ini yang berhubungan dengan
pencabutan :
Perdarahan setelah pencabutan gigiMasalah yang kadang-kadang muncul setelah pencabutan gigi Penyembuhan luka bekas pencabutan gigi
Setelah pencabutan gigi