Sabtu, 11 Juli 2015

GIGI KEROPOS BUKAN PENYAKIT KETURUNAN

Beberapa hari yang lalu ada seseorang berkonsultasi denganku melalui email. Karena kasusnya sangat umum terjadi, aku menuliskannya kembali di sini. Tentunya dengan persetujuan pengirim email yang namanya saya sembunyikan dan dengan sedikit perubahan dalam susunan kalimat dan menghilangkan beberapa kalimat basa-basi.

Pertanyaan :

Saya D...., 31 tahun di Semarang. Ada penyakit parah di gigi saya, yaitu gigi keropos, mudah berlubang dan mudah pecah walaupun warna tetap putih. Gangguan ini terasa sejak SMP (usia sekitar 16 tahun). Yang jadi pertanyaan kenapa gigi saya semudah itu keropos. Sejak dulu saya sudah ganti-ganti pasta gigi bertujuan merawat gigi saya,namun gigi tetap rusak juga. 5 tahun lalu setiap ada indikasi lubang, saya langsung ke dokter untuk nambal. Namun 3 tahun kemudian ada 4 gigi yang saya tambalkan malah pecah.

Sekarang pakai gigi palsu karena saya sangat menjaga estetika mengingat saya adalah seorang dosen PTS dan karyawan bumn yang harus berkumpul dengan banyak orang, Saya sudah berupaya mencegah gigi saya utuh namun tetap tidak bisa. Menurutku ini keturunan karena ibuku giginya juga patah semua ketika usia 30 an, ternyata gigi mbak buyut (nenek ibu)  juga ompong semua dan ini menurun ke nenek saya (orang tua dari ibu). Kedua kakak saya tidak separah saya. Mereka hanya ompong 2 gigi, Menurutku karena gen mereka di dominasi gen bapak yang jenis gigi bapak saya yang agak kuat. Tapi saya sepertinya mirip gen ibu dengan kondisi gigi kurang kuat.

Saya bingung juga karena dokter mengatakan bahwa penyebab gigi keropos adalah karena kurang perawatan. Kadang iri juga, ketika pulang kampung dan melihat para petani tradisional yang jarang perawatan gigi (jarang gosok gigi, apalagi ke doketer) tapi kebanyakan mereka giginya bersih dan putih tanpa cacat. Sedangkan secara nutrisi gigi saya sudah berupaya memanuhi toh hasilnya gigi tetap rusak juga.
Apakah benar ada penyakit keturunan gigi rusak seperti ini? Terima kasih dok. Kami tunggu saran dan jawabannya.

Jawaban :

Gigi keropos memang bukan penyakit keturunan. Yang mungkin diturunkan adalah kebiasaan makan dan perawatan gigi sehari-hari. Benih gigi tetap mulai terbentuk saat anak berusia 2 tahun. Saat itu, bila makanan bayi tidak memenuhi kebutuhan mineral pembentuk gigi, akan menghasilkan benih gigi yang kurang kuat. Karena itulah, susu sangat dianjurkan bagi bayi karena banyak mengandung kalsium.

Susu bukan sumber utama kalsium. Banyak makanan lain yang mengandung kalsium. Jadi meskipun orang Indonesia jaman dulu belum terlalu terbiasa dengan susu, belum tentu giginya tidak kuat jika sejak bayi sudah makan makanan yang banyak mengandung kalsium. Kebiasaan memberi jenis makanan tertentu saat anak-anak biasanya diturunkan secara tradisi. Mungkin inilah yang membuat gigimu, ibu, nenek dan mbah buyut tidak mempunyai struktur yang kuat.

Mengenai nutrisi penguat gigi. Di usiamu sekarang ini, tidak ada pengaruhnya lagi terhadap kekuatan gigi. Nutrisi pembentuk gigi hanya diperlukan saat pembentukan gigi, yaitu dari usia 2 hingga 17 tahun. Setelah itu tidak ada makanan yang dapat memperkuat gigi.

Ini baru satu kemungkinan. Hal lainnya, saat gigi sudah mulai tumbuh. Meskipun struktur gigi kurang kuat, tapi kalau pola makan dan perawatan tepat, gigi tidak akan menjadi keropos. Penyebab gigi keropos adalah sisa makanan yang melekat ada gigi. Termasuk di antaranya susu, teh manis dan camilan. Semua makanan yang mengandung karbohidrat berpotensi menyebabkan gigi keropos. Sisa makanan yang menempel pada gigi tidak selalu terlihat. Setipis dan sehalus apapun akan berpotensi menyebabkan gigi keropos.

Karena itulah, sesudah makan harus menyikat gigi. Bangun tidur bukannya "kuterus mandi, tidak lupa menggosok gigi", karena sesudah itu masih harus sarapan. Yang benar adalah sikat gigi setelah sarapan. Begitu juga di malam hari. Sikat gigi dilakukan sebelum tidur. Setelah itu tidak lagi minum susu atau teh manis. Di tengah waktu-waktu makan utama, jika makan camilan atau minum teh manis, sebaiknya berkumur supaya sisa makanan yang melekat lepas.

Jadi yang mungkin diturunkan di keluargamu adalah tradisi minum teh manis atau makan camilan, atau kebiasaan menyikat gigi saat bangun tidur. Gigi tetap pertama kali tumbuh di usia sekitar 6 tahun. Umumnya anak seusia itu masih belum punya kesadaran sendiri untuk menjaga kebersihan mulut. Bila anak tidak dibiasakan menjaga kebersihan gigi, gigi inilah yang pertama kali menjadi keropos. Setelah dewasa, gigi inilah yang akan lebih dulu rusak.

Gigi keropos tidak terjadi secara tiba-tiba. Mulainya dari lubang kecil yang tidak terlihat. Pada gigi tetap, kristal pembentuk gigi bentuknya seperti kerucut. Bagian atas bentuknya lancip, dasarnya melebar. Bentuk kerusakan gigi mengikuti bentuk kristal itu. Di luar kecil, makin ke dalam makin besar. Saat orang menyadari ada lubang kecil di gigi, bagian dalamnya sudah besar.

Karena sulit mendeteksi dini sendiri, maka dianjurkan untuk memeriksakan ke dokter gigi 6 bulan sekali. Sehingga kalau dijumpai lubang kecil saja, langsung ditambal sebelum bertambah besar. Anjuran ini hanya untuk orang2 yang giginya tidak ada masalah. Kalau sudah ada masalah, apalagi masalahnya banyak, seluruh masalah harus diselesaikan dulu. Baru setelah itu periksa rutin 6 bulan sekali.

Ada baiknya anda ke dokter gigi untuk membereskan seluruh gigimu, bukan hanya untuk menambal lubang gigi yang kamu temukan sendiri. Karena ada kemungkinan, sebetulnya sejak SMP itu, sudah banyak gigi dengan  lubang-lubang kecil. Namun karena tidak segera ditambal, lubang menjadi besar sehingga beberapa tahun kemudian menjadi keropos.

Mengenai orang lain di kampung yang terlihat giginya putih dan sehat, belum tentu kenyataannya seperti yang terlihat. Yang dapat terlihat saat seseorang berbicara bahkan tertawa, biasanya hanya gigi depan atas dan sedikit gigi belakang bawah. Itupun hanya satu permukaan saja. Gigi putih belum tentu tidak berlubang.


Senin, 22 Desember 2014

OBAT SAKIT GIGI

Sudah lama tidak menulis di sini. Kebetulan tadi ada teman di facebook yang membagikan tautan tentang 6 obat alami atasi sakit gigi ini. Memang sekarang mudah sekali mencari informasi lewat internet. Masalahnya adalah lebih banyak informasi yang menyesatkan daripada yang berguna dan pengguna internet tampaknya lebih menyukai informasi yang menyesatkan. Tulisanku di bawah ini kupersembahkan untuk teman-temanku yang terlanjur tersesat di tautan ini.

Minggu, 04 Mei 2014

Perlukah mengkonsumsi kalsium untuk memperkuat gigi ?

Di dalam rongga mulut manusia ada 2 struktur yang terbentuk dari bahan kalsium, yaitu gigi dan tulang. Ada banyak tulang di dalam rongga mulut, di antaranya tulang penyangga gigi. Tulang ini berada di sekitar akar gigi-geligi. Bersama dengan gusi, tulang di sekitar akar gigi ini berfungsi sebagai penyangga gigi. Ikatan antara gigi dengan penyangga gigi berupa serat-serat jaringan ikat.

Meski sama-sama berbahan dasar kalsium, gaya  hidup gigi dan tulang berbeda. Kalsium pada tulang akan berkurang karena masuk dalam darah bila kadar kalsium darah menurun. Dalam kondisi seperti ini, mengkonsumsi kalsium akan mengembalikan kalsium pada tulang yang hilang. Tidak demikian halnya pada gigi. Kalsium pada gigi hanya akan hilang akibat proses karies, yaitu larutnya kalsium gigi akibat asam yang diproduksi oleh bakteri. Dalam keadaan demikian, mengkonsumsi kalsium tidak akan mengembalikan kalsium yang hilang pada gigi.

Untuk mendapatkan gigi yang kuat memang diperlukan kalsium. Saat yang tepat untuk membentuk gigi yang kuat adalah pada masa pembentukan gigi. Masa pembentukan gigi susu terjadi saat janin masih di perut ibunya. Masa pembentukan gigi tetap terjadi pada usia 3 hingga 17-18 tahun. Kebutuhan kalsium janin akan diambil dari ibunya. Bila ibu hamil kekurangan kalsium, kalsium akan diserap dari tulang. Setelah bayi lahir, konsumsi kalsium akan berguna bagi pembentukan gigi tetapnya, bukan gigi susu.

Jadi kalsium memang diperlukan untuk mendapatkan gigi yang kuat. Konumsi kalsium yang tepat waktu akan menghasilkan gigi yang tahan terhadap karies.

Ada hal lain yang berhubungan dengan kekuatan gigi, yaitu kekuatan jaringan penyangga gigi. Jaringan penyangga gigi yang kuat akan membuat gigi dapat bertahan lama tinggal di dalam rongga mulut. Salah satu struktur penyangga gigi adalah tulang. Sama seperti tulang lainnya, jumlah kalsium dalam tulang penyangga gigi dan naik turun mengikuti kadar kalsium dalam darah. Karena itu, untuk mendapatkan tulang penyangga yang kuat diperlukan kalsium terus menerus sepanjang hidup.

Kekuatan jaringan penyangga gigi juga tergantung pada kebersihan gigi. Sisa makanan yang melekat pada gigi akan merangsang pertumbuhan karang gigi. Seperti yang dijelaskan pada tulisanku tentang Ada Apa Dengan Karang Gigi, karang gigi akan merusak ikatan gigi dengan jaringan penyangganya. Meskipun sama-sama berbahan dasar kalsium, karang gigi tidak akan memperkuat gigi. Karang gigi tidak mempunyai ikatan biologis dengan gigi maupun tulang penyangga. Sebaliknya justru karang gigi membuat gigi goyang. Penjelasannya dapat dibaca di Gigi Goyang Setelah Pembersihan Karang Gigi.

Karang gigi memang mengandung kalsium. Namun memeliharanya di dalam rongga mulut tidak ada gunanya. Karena karang gigi bukan hanya mengandung kalsium, tapi juga bakteri penyebab radang gusi. Usahakan jangan sampai terbentuk karang gigi dengan cara menjaga kebersihan gigi dengan menyikat gigi. Kalau perlu dengan dental floss dan sikat gigi interdental. Dan kalau sudah terlanjur terbentuk karang gigi, segera ke dokter gigi untuk dibersihkan.

Gigi goyang setelah pembersihan karang gigi

Tidak sedikit orang  yang mengeluh giginya menjadi goyang setelah dibersihkan karang giginya oleh dokter gigi. Bukan untuk membela diri mentang-mentang aku dokter gigi nih. Perlu diketahui, yang menyebabkan gigi goyang bukanlah tindakan pembersihan karang gigi, tetapi karang gigi itu sendiri.

Karang gigi tumbuh di antara gigi dan gusi dan pertumbuhannya   meluas ke arah akar gigi sehingga merusak perlekatan gusi (dan penyangga gigi lainnya) dengan gigi. Sebelum dibersihkan, karang gigi ini seolah-olah berfungsi sebagai pengikat gigi dengan jaringan penyangganya. Begitu dibersihkan, hilanglah pengikat ini lalu muncul kondisi asli hubungan renggang antara gigi dan penyangganya. Yah....gigi menjadi goyang.

Betul kan....gara-gara karang gigi dibersihkan, gigi jadi goyang?  Memang dokter gigi yang bikin gigi goyang! Hihihi....siapa yang ngaco nih? Sebentar!

Karang gigi bukanlah hal normal. Silakan baca Ada Apa Dengan Karang Gigi, tulisan pertamaku tentang karang gigi. Karang gigi merupakan sarang VIP bakteri penyebab radang gusi.  VIP karena di sarang itu tersedia fasilitas istimewa bagi bakteri untuk tinggal nyaman di dalamnya. Karang gigi mengandung sisa makanan, lembab, gelap dan tanpa oksigen. Dengan fasilitas istimewa ini, bakteri akan berkembang biak dengan mudah. Koloni bakteri ini akan menginfeksi gusi sehingga menyebabkan radang gusi. Salah satu gejala radang gusi adalah mudah berdarah. Jadi.... ngerti kan, kenapa gusi berdarah saat menyikat gigi?

Hal lain yang terjadi pada karang gigi adalah pertumbuhannya. Permukaan karang gigi tidak licin seperti permukaan gigi. Kalau pada permukaan gigi yang licin saja, sisa makanan mudah melekat, apalagi pada permukaan karang gigi. Kalau jumlah makanan bertambah, berarti makin bertambah juga bakterinya.Berarti makin luas juga sarang VIPnya. Seperti bola salju yang menggelinding di atas salju dan membuat bola semakin besar, karang gigi yang tidak dibersihkan  akan semakin banyak. Pertumbuhan karang gigi ke arah ujung akar gigi lama kelamaan akan menyebabkan lepasnya perlekatan gusi pada gigi.

Pertumbuhan karang gigi harus dihentikan sebelum menimbulkan kerusakan gusi. Karena itu dokter gigi sering menganjurkan pemeriksaan gigi tiap 6 bulan sekali. Pemeriksaan rutin ini salah satunya bertujuan untuk mencegah terjadinya radang gusi karena karang gigi. Sehingga kalau dijumpai sedikit karang gigi, dokter gigi akan membersihkannya. Yah...karang gigi harus dibersihkan sebelum menimbulkan kerusakan gusi.

Lalu.... masalah gigi goyang setelah pembersihan karang gigi?
Pasti karang gigi yang dibersihkan itu sudah lama sekali tidak pernah dibersihkan sehingga sudah merusak perlekatan gusi pada gigi. Bila gusi tidak melekat lagi pada gigi, maka gigi akan goyang. Kembali ke penjelasanku di awal tulisan. Sebelum dibersihkan, karang gigi seolah-olah berfungsi sebagai pengikat gigi dengan jaringan penyangganya. Begitu dibersihkan, hilanglah pengikat ini lalu muncul kondisi asli hubungan renggang antara gigi dan penyangganya.Maka goyanglah gigi.

Jadi jangan salahkan dokter gigi yang membersihkan karang gigi kalau setelah itu gigi-gigi menjadi goyang. Usahakan sedapat mungkin agar karang gigi tidak tumbuh dengan menjaga kebersihan gigi dan mulut. Caranya dengan menyikat gigi dengan cara dan waktu yang tepat. Bila perlu, gunakan dental floss atau sikat gigi interdental. Karang gigi mulai tumbuh di tempat-tempat yang tidak terlihat oleh mata awam. Karena itu sempatkanlah memeriksakan kesehatan gigi dan mulut 6 bulan sekali.



Ada pertanyaan? Silakan baca dulu sebelum bertanya di kolom komentar. Ada banyak pembaca lain yang mengalami masalah yang mirip denganmu dan sudah saya jawab pertanyaannya. Demi efisiensi tenaga dan waktu, pertanyaan-pertanyaan dengan masalah yang mirip tidak akan saya jawab lagi.

Kalau tulisan ini dan komentar-komentar di bawah ini belum menjawab pertanyaan Anda, masih ada beberapa tulisan lain di warung ini yang berhubungan dengan karang gigi :




Silakan dibaca

Sabtu, 03 Mei 2014

Berbagai jenis tambalan gigi

Ditulis oleh Melinda

Teknologi produksi bahan tambalan saat ini berkembang cukup pesat dibandingkan 50 tahun yang lampau. Hal ini membuat para dokter gigi mempunyai banyak banyak pilihan untuk merestorasi gigi berlubang, rusak, patah bahkan yang hilang sekalipun. Para periset terus mengembangkan bahan-bahan, seperti porselen, polimer agar makin mendekati penampakan gigi asli. Termasuk diantaranya dengan pemanfaatan teknologi nano.

Bahan-bahan baru ini tidak menggantikan bahan-bahan restorasi yang sudah ada selama ini, seperti emas, alloy berbahan dasar logam dan amalgam. Hal ini disebabkan oleh kekuatan dan keawetan bahan-bahan tambalan tersebut masih diperlukan dalam kondisi tertentu, misalnya untuk menambal gigi belakang yang banyak menanggung beban kunyah.


Kondisi mulut dan kesehatan umum pasien mempengaruhi jenis bahan tambalan yang dipilih, dari segi penampilan, keawetan dan harga. Selain itu di mana dan bagaimana bahan tambalan akan diletakkan, waktu dan frekuensi kunjungan yang diperlukan untuk memepersiapkan serta menambalkan gigi juga harus dipertimbangkan dalam memilih jenis bahan tambalan.

Berikut ini paparan mengenai keunggulan dan keburukan berbagai jenis bahan yang umumnya digunakan untuk menambal lubang gigi. Keputusan mengenai bahan mana yang dipilih sebaiknya didiskusikan dulu dengan dokter gigi sebelumnya.

Macam-macam restorasi gigi


Ada 2 macam restorasi gigi, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung artinya bahan tambalan diletakkan segera ke lubang gigi yang sudah dibersihkan dalam satu kunjungan. Termasuk di dalamnya adalah amalgam, ionomer kaca, resin ionomer, dan resin komposit. Secara tidak langsung artinya diperlukan dua atau lebih kunjungan. Pada kunjungan pertama, dokter gigi akan mempersiapkan gigi yang akan direstorasi dan membuat cetakan gigi yang akan direstorasi. Pada kunjungan berikutnya, restorasi yang sudah jadi akan direkatkan pada lubang yang sudah disiapkan.
Tambalan Amalgam


Sampai saat ini amalgam merupakan bahan tambalan yang paling banyak dikembangkan dan diuji dibandingkan bahan tambalan lain. Bahan ini awat, mudah digunakan, tidak mudah pecah dan relaitf murah. Karena itulah amalgam hingga saat ini masih digunakan.
Amalgam merupakan campulan beberapa logam, yaitu air raksa, perak, seng, tembaga dan beberapa logam lainnya. Banyak orang mencurigai amalgam sebagai bahan tambalan yang berbahaya karena kandungan air raksanya. Sesungguhnya, air raksa dalam amalgam terikat dalam ikatan yang stabil dengan logam lainnya sehingga aman untuk dipakai.


Hal ini diperkuat oleh pengakuan Perstauan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, bahwa amalgam adalah bahan tambalan yang aman dan baik. Di tingkat duniapun, bahan ini direkomendasikan oleh WHO. Di Amerika, Food and Drug Administration (FDA) juga merekomendasikannya.
Amalgam sangat bermanfaat untuk merestorasi gigi geraham karena kemampuannya menahan beban kunyah yang besar. Amalgam mudah ditambalkan ke lubang yang sulit dikeringkan, seperti lubang di bawah tepi gusi. Selain itu, jarang muncul reaksi alergi terhadap bahan amalgam.

Segi buruk amalgam adalah warnanya yang keperakan sehingga secara estetik tidak menarik, apalagi kalau digunakan di gigi depan. Kadangkala juga muncul sedikit rasa sensitif terhadap panas atau dingin setelah gigi ditambal amalgam. Selain 2 keburukan di atas, untuk menambalkan amalgam, dokter gigi harus mengambil struktur gigi lebih banyak dibandingkan untuk bahan tambalan lainnya.

Tambalan komposit
Tambalan komposit merupakan campuran bahan kuarsa dengan resin yang menghasilkan tambalan yang berwarna seperti gigi, bahkan dapat meniru warna transparan email. Ada salah kaprah yang berkembang di masyarakat, bahwa tambalan komposit adalah tambalan LASER. Yang benar adalah sinar halogen yang berwarna biru digunakan untuk membantu proses pengerasan komposit. Tambalan komposit yang kecil ataud sedang dapat bertahan terhadap tekanan kunyah. Perlekatan tambalan komposit pada dinding lubang gigi sangat baik. Selain itu tidak banyak struktur gigi yang harus diambil untuk menambalkan komposit pada lubang gigi.

Tambalan komposit relatif berharga lebih mahal dibanding bahan amalgam, bergantung pada besar-kecilnya tambalan serta tingkat kesulitan dalam melakukan penambalan. Diperlukan waktu yang lebih lama untuk menambalkan komposit dibanding menambalkan amalgam. Untuk dapat menambalkan komposit, lubang harus bersih dan kering. Karena itu sulit untuk menambal lubang yang berada di bawah tepi gusi. Selain itu tambalan komposit akan akan berubah warna sejalan dengan waktu.Tambalan Ionomer kaca dan ionomer resin


Ionomer kaca merupakan bahan tambalan yang berwarna seperti gigi, terbuat dari campuran bubuk kaca dan asam akrilik. Bahan ini dapat digunakan untuk menambal lubang, khususnya pada permukaan gigi. Ionomer kaca melepaskan sejumlah kecil fluoride yang bermanfaat bagi pasien yang berisiko tinggi terhadap karies.
Sedikit struktur gigi yang diambil untuk menyiapkan gigi yang akan ditambal ionomer kaca. Karena mudah pecah, bahan ini tidak dapat digunakan untuk menambal gigi belakang yang digunakan untuk mengunyah.

Ionomer resin terbuat dari bubuk kaca dan asam akrilik dan resin akrilik. Digunakan untuk menambal lubang yang sangat kecil pada bagian gigi yang tidak menanggung beban kunyah, karena mudah patah.

Ionomer kaca dan ionomer resin berwarna seperti warna gigi tapi tidak dapat menyerupai warna email yang transparan. Kedua bahan ini jarang menimbulkan reaksi alergi.

Bahan restorasi tidak langsung (2 atau lebih kunjungan)

Dalam beberapa kasus, untuk mendapatkan hasil restorasi gigi yang terbaik, digunakan bahan logam tuang yang dikerjakan di laboratorium. Bahan restorasi seperti ini memerlukan 2 atau lebih kunjungan, bentuknya bisa berupa crown (mahkota tiruan), jembatan, inlay atau onlay. Crown meliputi seluruh permukaan gigi yang tampak di rongga mulut, sedangkan inlay bentuknya lebih kecil dan melekat mengikuti bentuk gigi. Onlay mirip dengan inlay, tapi lebih besar, meliputi sebagian atau seluruh permukaan kunyah gigi. Sedangkan yang di maksud dengan jembatan di sini adalah restorasi yang menggantikan satu atau lebih gigi yang sudah hilang, serta meliputi gigi-gigi di sebelahnya yang digunakan sebagai penyangga. Gambar di samping menjelaskan pengertian jembatan. Restorasi terdiri dari 3 unit, yaitu 2 unit crown di kedua ujung untuk meliputi gigi penyanggah dan unit yang ditengah menggantikan gigi yang sudah hilang.

Harga yang harus dibayar untuk restorasi jenis ini umumnya lebih mahal, disebabkan jumlah dan lama kunjungan yang diperlukan serta biaya tambahan untuk mengerjakan restorasi di laboratorium gigi.

Bahan yang digunakan untuk restorasi ini selain logam adalah porselen, logam berlapis porselen, alloy emas dan alloy logam lainnya.

Porselen

Porselen digunakan sebagai inlay, onlay, crown atau veneer, Veneer adalah lapisan porselan sangat tipis yang ditempatkan pada gigi menggantikan email. Biasanya digunakan untuk memperbaiki penampilan gigi yang berwarna kurang baik. Bahan porselen sangat baik secara estetika karena warnanya yang sangat mirip dengan warna gigi. Pemasangan restorasi porselen beresiko pecah bila diletakkan dengan tekanan atau bila terbentur. Kekuatannya tergantung pada ketebalan porselen dan kemampuannya melekat pada gigi. Setelah melekat pada gigi, porselen sangat kuat, tapi akan mengikis gigi antagonisnya bila permukaannya kasar.

Logam berlapis porselen

Dibandingkan dengan porselen, restorasi ini sangat kuat karena kombinasinya dengan kekuatan logam, karena itu sering digunakan untuk membuat crown atau jembatan.

Banyak struktur gigi yang harus diambil untuk memberi tempat bagi restorasi jenis ini. Kadang-kadang muncul rasa tidak nyaman bila terkena rangsang panas atau dingin di awal penggunaan dan beberapa orang menunjukkan reaksi alergi terhadap beberapa jenis logam yang digunakan dalam restorasi.

Alloy emas

Alloy emas terdiri dari emas, tembaga dan logam lain, terutama digunakan untuk crown, inlay, onlay dan jembatan. Alloy ini tahan karat. Kekuatannya yang besar sehingga sulit pecah maupun terkikis, memungkinkan dokter gigi untuk mengambil sesedikit mungkin struktur gigi yang akan direstorasi. Alloy ini tidak merusak gigi antagonis dan tidak pernah memunculkan reaksi alergi. Namun, warnanya tidak bagus karena tidak seperti warna gigi.

Alloy logam

Alloy logam tampak seperti perak, digunakan sebagai crown, jembatan atau rangka gigi palsu. Bahan ini tahan karat, sangat kuat dan tidak mudah patah atau terkikis. Beberapa orang menunjukkan reaksi alergi terhadap bahan ini, dan merasa tidak nyaman terhadap panas dan dingin di awal penggunaan. Warnanya pun tidak baik karena tidak seperti warna gigi.

Crown, inlay atau onlay dari komposit

Restorasi yang terbuat dari komposit ini dibuat di laboratorium gigi. Bahan yang digunakan sama dengan yang digunakan sebagai bahan tambalan. Keunggulannya dibanding porselen adalah tidak menyebabkan terkikisnya gigi lawan. Selain itu restorasi ini mudah pecah dan berubah warna.


Diadaptasi dari http://www.ada.org/



Ada pertanyaan? Silakan baca dulu sebelum bertanya di kolom komentar. Ada banyak pembaca lain yang mengalami masalah yang mirip denganmu dan sudah saya jawab pertanyaannya. Demi efisiensi tenaga dan waktu, pertanyaan-pertanyaan dengan masalah yang mirip tidak akan saya jawab lagi.